Konservatif berusia 71 tahun itu resmi memenangkan masa jabatan periode kedua untuk lima tahun ke depan pada Minggu 4 Februari 2018. Ia menang dengan perolehan 56 persen suara, sementara lawannya, Stavros Malas yang didukung sayap kiri, meraih 44 persen.
Kegembiraan warga meluap di Nicosia saat kabar petahana memimpin 12 poin dari rivalnya. Para pendukung tumpah ke jalanan sambil memegang bendera Siprus, Yunani, dan partai Demokratik Anastasiades (Dysi).
Baca: Rakyat Siprus Memilih Presiden di Putaran Kedua
"Kemenangan adalah hal yang indah," kata Christos Papamichael, seorang aktivis Dysi, seperti dilansir Guardian, Senin 5 Februari 2018.
Merespons kegembiraan para pendukungnya, Anastasiades berjanji mengaktifkan kembali perundingan perdamaian untuk menyatukan komunitas Siprus-Yunani dan Siprus-Turki.
"Tantangan terbesar yang kita hadapi adalah menyatukan kembali negara kita. Saya akan terus bekerja dengan tekad yang sama dalam upaya mencapai tujuan bersama kita, yakni mengakhiri pengaruh asing dan menyatukan kembali negara kita. Tidak ada pemenang atau pecundang, yang ada hanyalah warga Siprus," tegas Anastasiades.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News