Peluncuran misil Khoramshahr, yang memiliki jarak tempuh 2.000 kilometer, diperlihatkan dalam sebuah tayangan televisi nasional Iran. Tempat uji coba misil tidak disebutkan.
Selasa kemarin dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Trump mengkritik program misil Iran dan perjanjian nuklir dengan beberapa negara pada 2015. Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan Iran akan terus meningkatkan kekuatan militernya.
Misil Khoramshahr pertama kali diperlihatkan dalam parade militer pada Jumat lalu di Teheran. Saluran televisi nasional Press TV melaporkan misil tersebut mampu dipasangi beberapa hulu ledak.
AS mengumumkan serangkaian sanksi terbaru terhadap Iran pada Juli lalu atas program misil balistik. Sanksi juga dijatuhkan karena AS menilai Iran mendukung beberapa organisasi teroris.
Negeri Paman Sam menilai uji coba misil balistik melanggar semangat perjanjian nuklir antara Iran dan enam negara pada 2015.
Baca: Rouhani: Iran Tidak Butuh Izin Siapapun untuk Membuat Misil
Dalam Sidang Majelis Umum PBB pekan ini, Trump dan Rouhani saling berargumen. Trump memasukkan Iran ke dalam "sekelompok kecil rezim nakal," dan menyebut pemerintahan Rouhani cenderung bergerak ke arah "kematian dan kehancuran."
Trump juga menyebut perjanjian nuklir pada 2015 dengan Iran merupakan sesuatu yang memalukan bagi AS.
Rouhani merespons serangan dengan menyebut Trump sebagai "pendatang baru yang nakal dalam politik internasional." Ia juga mengecam serangkaian "retorika bodoh, absurd dan penuh kebencian" dari Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News