Juru bicara Kementerian Kesehatan Libya Lamine al-Hashem menyebut, serangan udara berasal dari sebuah pesawat tempur loyalis Khalifa Haftar -- seorang jenderal yang memimpin Pasukan Nasional Libya (LNA).
Sejauh ini, LNA belum berkomentar mengenai serangan tersebut. Libya dilanda konflik bersenjata sejak tokoh Muammar Gaddafi tumbang pada 2011.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pertempuran antara Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) dan LNA telah menewaskan 1.100 orang sejak April lalu. GNA di bawah Perdana Menteri Fayez al-Sarraj adalah pemerintah resmi Libya yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kantor berita AFP melaporkan, pertempuran kedua kubu masih berlangsung di pinggiran ibu kota hingga saat ini. GNA dan LNA belakangan lebih sering menggunakan serangan udara.
Selain menewaskan lima dokter, serangan udara di RS Libya juga melukai tujuh orang lainnya. "Ini merupakan serangan langsung terhadap rumah sakit yang dipenuhi tim medis," kata al-Hashem, dirilis dari media BBC. Data AFP mencatat ini merupakan serangan ketiga terhadap rumah sakit di wilayah selatan Tripoli.
Tidak hanya rumah sakit, LNA juga disebut-sebut bertanggung jawab atas serangan udara terhadap pusat detensi bulan lalu. Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 50 imigran.
LNA membantah telah menyerang pusat detensi, dan mengaku hanya membidik kamp dan pasukan pro-pemerintah Libya.
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michele Bachelet, menganggap serangan terhadap pusat detensi tersebut dapat masuk kategori kejahatan perang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News