Pihak maskapai dan otoritas Ethiopia mengatakan total 157 orang di dalam pesawat tersebut meninggal dunia. Pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu jatuh enam menit usai lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Penyebab kecelakaan belum diketahui.
"Indikasi awal 19 staf terafiliasi organisasi PBB sudah meninggal dunia," kata Kepala Organisasi Keimigrasian Internasional (IOM) Antonio Vitorino, seperti dilansir dari laman AFP.
"Sejumlah staf lain dari setidaknya lima organisasi PBB diyakini juga sudah tewas," lanjut dia. Selain IOM, lanjut Vitorino, organisasi terafiliasi terkait kecelakaan ini adalah Program Makanan Dunia (WFP), Agensi Pengungsian PBB, Bank Dunia, Agensi Lingkungan PBB dan lainnya.
Sementara itu, Direktur WFP David Beasley telah mengonfirmasi bahwa tujuh stafnya tewas dalam kecelakaan Ethiopian Airlines ET302. "Para kolega WFP ini rela bepergian dan bekerja jauh dari keluarga demi membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," ungkap Beasley.
Komisioner Tinggi untuk Pengungsian PBB, Filippo GFandi, tidak mengonfirmasi ada berapa stafnya yang tewas dalam kecelakaan di Ethiopia. Dia hanya mengatakan agensinya mengalami "kehilangan besar."
Seorang sumber PBB juga telah mengatakan bahwa beberapa interpreter lepas (freelance) juga berada di deretan korban tewas. Mereka semua menaiki kapal itu untuk menghadiri sebuah konferensi PBB di Kenya.
Menentukan angka pasti personel PBB dalam penerbangan Ethiopian Airlines ET302 adalah perkara kompleks. Beberapa dari staf itu melaporkan rencana perjalanan mereka, sementara sebagian lainnya tidak, dan ada juga yang tidak menggunakan paspor PBB.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku "sangat sedih atas kematian tragis" dalam kecelakaan Ethiopian Airlines ET302.
"PBB berkoordinasi dengan otoritas Ethiopia untuk menghadirkan detail mengenai para personel PBB yang kehilangan nyawa dalam tragedi ini," ungkap pernyataan dari kantor Guterres.
Baca: KBRI: Ada WNI di Daftar Penumpang Ethiopian Airlines
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News