Tantowi Yahya saat menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR pada 2015. (Foto: Antara Foto/Sigid Kurniawan)
Tantowi Yahya saat menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR pada 2015. (Foto: Antara Foto/Sigid Kurniawan)

Tantowi Yahya Klarifikasi soal Jokowi tak Hormati Selandia Baru

Marcheilla Ariesta • 26 Maret 2018 14:36
Wellington: Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya membantah tulisan jurnalis surat kabar New Zealand Herald, Audrey Young, yang menuduh Presiden Joko Widodo tidak menghormati Selandia Baru.
 
Jokowi dinilai tidak menghormati Perdana Menteri Selandia Baru karena tidak menggelar konferensi pers gabungan.
 
"Kami sudah melayangkan protes keras kepada si penulis dan mendesaknya untuk membuat klarifikasi karena apa yang dia tulis tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya," kata Tantowi kepada Medcom.id, Senin 26 Maret 2018.

Dalam artikel yang berjudul 'Audrey Young: Visiting leaders show disrespect by failing to share platform with Jacinda Ardern,' Young menggambarkan pihak Indonesia menolak mengadakan konferensi pers. 
 
Padahal, kata Young, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru mendorong adanya konferensi gabungan antara PM Ardern dengan Presiden Jokowi.
 
Menanggapi tudingan tersebut, Tantowi mengaku sangat kecewa. "Kami kecewa tulisan yang dibuat berdasarkan asumsi si penulis tersebut telah menciptakan persepsi yang salah tentang Presiden Joko Widodo," tukas Tantowi.
 
Menurut dia, kesimpulan bahwa Presiden Jokowi tidak hormat merupakan pendapat yang sangat pretensius.
 
Baca: Presiden Jokowi Dituduh Tidak Menghormati Selandia Baru
 
"Yang benar adalah keputusan untuk tidak membuat keterangan pers merupakan usulan dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, yang kemudian diadopsi menjadi keputusan bersama," terangnya.
 
Tantowi menambahkan, sebagai konsumsi publik, hasil pertemuan akan disarikan dalam pernyataan bersama yang dimuat di situs resmi kedua negara. Dia menuturkan, sebagai tamu, Indonesia menghargai posisi yang diambil tuan rumah.
 
Tulisan Young dianggap sebagai pendapat pribadi Young yang tidak didukung bukti dan fakta.
 
"Joko Widodo adalah orang biasa pertama yang menjadi Presiden Indonesia. Sebagai Presiden dari negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Joko Widodo menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan indepensi Pers sebagai salah satu pilar demokrasi," tegas Tantowi.
 
Tantowi juga menjelaskan, Indonesia dan Selandia Baru tahun ini merayakan 60 tahun hubungan diplomatik. Banyak kerja sama yang sudah dicapai dua negara dalam kurun waktu 60 tahun.
 
Karenanya, pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk meningkatkan derajat hubungan dari kemitraan strategik ke komprehensif. Selain itu, ujar Tantowi, kedua negara juga berkomitmen meningkatkan perdagangan kedua negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan