Berbicara usai pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri, disitir dari Independent, Selasa 6 Agustus 2019, Rouhani menegaskan keamanan baru dapat terjamin jika Iran diizinkan bergerak bebas di sekitar Selat Gibraltar.
Baca: Inggris Gabung Militer AS Lindungi Kapal di Selat Hormuz
Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami kemudian mengumumkan kehadiran tiga misil jenis terbaru. Teknologi ini disebut Hatami sebagai bukti bahwa Iran siap melindungi diri dari "kejahatan dan konspirasi."
Bulan lalu, Inggris menyita sebuah kapal tanker milik Iran di dekat Selat Gibraltar. London menuduh Teheran berusaha menyelundupkan minyak ke Suriah, yang disebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap sanksi Uni Eropa.
Garda Revolusioner Iran membalas tindakan itu dengan menyita kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero. Kapal itu dituduh Iran telah melanggar sejumlah "aturan maritim internasional."
Senin kemarin, otoritas Inggris mengatakan bahwa dua kapal angkatan laut kerajaan yang telah dikerahkan ke sekitar Selat Hormuz akan bergabung dengan pasukan AS. Inggris menegaskan tujuan dari misi bersama AS itu adalah melindungi sejumlah kapal komersil di sepanjang Selat Hormuz -- rute yang dilalui sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia.
Saat ketegangan terus memuncak, Rouhani telah mengeluarkan peringatan kepada Inggris dan AS pada Selasa pagi. Ia menegaskan bahwa "perang dengan Iran adalah induk dari segala perang."
"Keamanan dibalas dengan keamanan. Selat dibalas juga dengan selat. Tidak adil jika Anda dapat berlayar bebas di Selat Hormuz, sementara kami tidak boleh melakukannya di Selat Gibraltar," tegas Rouhani.
Ketegangan terbaru antara Iran dan dunia Barat dimulai pada musim panas tahun lalu, saat Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News