Keenam pelaut itu diduga ditangkap LNA sebagai bentuk pembalasan usai Haftar kehilangan kendali atas kota Gharyan. Kota tersebut dinilai penting dalam upaya Haftar merebut Tripoli, ibu kota dari Libya yang dikuasai Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di bawah pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Dalam konflik Libya, Turki mendukung GNA. Haftar menuduh Turki memasok persenjataan ke GNA yang melanggar embargo senjata PBB. Ia juga mengecam Turki yang melancarkan serangan udara dengan pesawat tanpa awak alias drone ke posisi LNA.
Haftar dikabarkan telah memerintahkan semua warga Turki di wilayah kekuasaannya di Libya timur ditangkap. Ia juga memerintahkan agar semua restoran dan toko dengan nama Turki ditutup.
Disitat dari Guardian, Selasa 2 Juli 2019, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan keenam warganya itu ingin melanjutkan tugas mereka ketimbang pulang ke tanah air. Kantor berita Anadolu menyebutkan bahwa keenam warga Turki itu semuanya adalah pelaut.
Akhir pekan kemarin, LNA mengaku telah menghancurkan drone milik Turki yang terparkir di bandara Tripoli.
Libya terjungkal dalam kekacauan sejak pemberontakan didukung NATO yang menggulingkan dan membunuh penguasa lama Muammar Khadafi pada 2011. Banyak milisi berlomba menguasai negara kaya minyak tersebut.
Haftar, purnawirawan jenderal yang ikut serta dalam pemberontakan melawan Khadafi, melancarkan serangan pada Mei 2014 guna membersihkan Libya dari sejumlah kelompok bersenjata yang dia labeli "teroris."
Baca: Pemberontak Tembak Drone Turki di Bandara Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id