"Kemenangan di Aleppo merupakan kemenangan besar bagi warga Suriah dalam melawan teroris dan mereka yang mendukungnya," ucap Rouhani kepada Assad, seperti dikutip AFP, Rabu (14/12/2016).
Assad merespons dengan mengatakan bahwa Iran telah "berada di kubu Suriah di masa-masa sulit, dan kami tidak akan pernah melupakan itu."
Iran tidak mengirimkan pasukan regulernya dalam konflik Suriah, namun Garda Nasional milik Rouhani telah memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Ribuan relawan Iran -- banyak dari mereka termotivasi untuk melindungi situs Syiah di Suriah -- diyakini telah berada di beberapa garis depan konflik Suriah.
Dengan hanya ada sedikit kelompok pemberontak tersisa di Aleppo, kemenangan pasukan rezim Assad sudah hampir bisa dipastikan.
"Koalisi antara Iran, Rusia dan Suriah serta Hizbullah berujung pada pembebasan Aleppo, dan selanjutnya adalah pembebasan Mosul (di Irak)," tutur Yahya Safavi, penasihat kebijakan luar negeri pemimpin agung Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Safavi, mantan kepala Garda Revolusioner, mengirimkan pesan kepada presiden terpilih Donald Trump yang pernah berjanji akan lebih keras terhadap Iran.
"Presiden baru Amerika harus menerima kenyataan bahwa Iran adalah pemimpin utama di kawasan," tegas Safavi seperti dikutip Sepahnews.
Iran selama ini menuding AS dan sekutunya mendukung kelompok teroris di Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News