Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan para pemberontak dapat membawa keluarga serta senjata api mereka melalui koridor aman untuk keluar dari Ghouta Timur.
Proposal Rusia tidak menyebutkan akan kemana para pemberontak setelah mereka semua keluar dari Ghouta Timur. Namun proposal ini relatif sama seperti perjanjian sebelumnya, di mana para pemberontak diberikan akses keluar ke sejumlah wilayah lain di dekat perbatasan Turki.
"Pusat Rekonsiliasi Rusia menjamin kekebalan bagi semua pemberontak yang memutuskan pergi dari Ghouta dengan membawa senjata pribadi mereka bersama keluarga masing-masing," ujar pernyataan resmi Kemenhan Rusia, seperti dikutip Reuters, Rabu 6 Maret 2018.
Kemenhan Rusia menambahkan, kendaraan pengantar akan disediakan bagi pemberontak, dan seluruh rute keluar akan dijaga ketat.
Baca: Korban Tewas di Ghouta Timur Lampaui 700 Orang
Juru bicara salah satu grup pemberontak utama di Ghouta Timur, Failaq al-Rahman, mengatakan Rusia "berkukuh meningkatkan intensitas operasi militer dan membuat banyak warga Ghouta Timur kehilangan tempat tinggal."
Pasukan Suriah telah merebut lebih dari sepertiga Ghouta Timur dalam beberapa hari terakhir. Operasi terus dilakukan rezim Presiden Bashar al-Assad meski negara Barat menuduhnya telah melanggar gencatan senjata yang disepakati di level Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pengeboman oleh pasukan Suriah di Ghouta Timur telah menewaskan 780 orang sejak 18 Februari. Ini menjadikannya sebagai operasi paling mematikan dalam konflik Suriah yang telah memasuki tahun kedelapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News