SOHR mengatakan bahwa bom gentong -- jenis senjata yang didesain untuk melukai banyak orang di area ledakan -- digunakan dalam serangan terbaru, termasuk di kota Hammuriyeh.
Kematian terbaru menjadikan total korban tewas di Ghouta Timur mencapai 709 orang, sejak pasukan Suriah dan Rusia menggempur Ghouta Timur pada Februari lalu.
Menurut Kepala SOHR Rami Abdel Rahman, seperti dikutip AFP, sedikitnya 166 dari total korban tewas adalah anak-anak.
Serangan mematikan ini, termasuk beberapa aksi kekerasan dan peluncuran roket area lain di Ghouta Timur, terjadi saat area tersebut menanti kedatangan bantuan kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sementara itu konvoi 46 truk berisi bantuan kemanusiaan dikabarkan siap bertolak menuju Ghouta Timur.
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) secara bulat telah menyepakati sebuah resolusi yang mendesak diterapkannya gencatan senjata selama 30 hari di Suriah. Gencatan senjata ini bertujuan membuka akses bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis.
Rusia meresponsnya dengan memerintahkan ada jeda kemanusiaan selama 5 jam per hari di Ghouta Timur. Meski begitu, serangan udara tanpa henti terus menggempur Ghouta Timur hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News