medcom.id, Jakarta: Evakuasi besar-besaran yang tengah dilakukan di Aleppo, Suriah turut membuat dunia internasional menaruh perhatian, tak terkecuali Indonesia. Saat ini, sekitar 2.000 warga Aleppo telah dievakuasi ke Idlib.
Kesepakatan gencatan senjata dan evakuasi di Aleppo dinegosiasikan oleh Rusia, yang mendukung rezim Presiden Bashar Al-Assad, dan Turki, yang mendukung kelompok pemberontak.
"Kita mengikuti secara dekat perkembangan di Suriah, terutama perkembangan yang baru-baru ini terjadi di Aleppo. Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi terutama situasi kemanusiaan di Aleppo," ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (16/12/2016).
Konflik Suriah memang sudah memakan banyak nyawa. Sekitar 50.000 warga sipil masih terkepung di bekas wilayah kekuasaan pemberontak di Aleppo Timur. Padahal, evakuasi dan gencatan senjata sedang berlangsung.
"Kita desak dibukanya akses secara penuh untuk bantuan kemanusiaan. Kita minta akses kemanusiaan itu dapat dibuka secara penuh tanpa adanya hambatan dan kita tahu bahwa ada sekitar 50.000 warga Aleppo yang harus segera dievakuasi," lanjut Menlu Retno.
Menlu Retno menegaskan posisi Indonesia terus mendorong agar rundingan damai tersebut dapat dilanjutkan secara inklusif. Indonesia pun telah membantu dalam bentuk uang dan bahan makanan.
Terlepas dari konflik internal di Suriah, banyak yang bertanya, mengapa perwakilan Indonesia masih ada yang bertahan di Suriah, tepatnya di Damaskus. Menlu Retno mengungkapkan bahwa masih banyak warga Indonesia yang berada di Suriah.
"Dalam satu hari, saya selalu berkomunikasi dengan duta besar kita di Damaskus, tergantung situasinya bagaimana, bisa sekali, dua kali bahkan tiga kali sehari. Beberapa kali secara berkala selalu ada kasus di mana kita harus mengeluarkan WNI dari wilayah konflik," tuturnya.
Hingga saat ini, keberadaan perwakilan Indonesia di Suriah, yaitu KBRI Damaskus sangat lah penting. Keberadaan perwakilan Indonesia di sana dapat memudahkan pengaturan terhadap WNI dan komunikasi dari Indonesia ke Suriah pun dianggap sangat penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News