Pangeran Salman, yang mendapat sorotan atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, tiba di Aljazair pada Minggu malam. Ia dijadwalkan menghabiskan waktu dua hari di Aljazair, setelah sebelumnya sempat berada di Mauritania.
Ini merupakan bagian dari tur Pangeran Mohammed di negara-negara Arab yang dilanjutkan usai berakhirnya Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Buenos Aires, Argentina. Sebelum KTT G20, Pangeran Mohammed atau juga dikenal dengan MBS telah mengunjungi Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Tunisia.
Dalam pernyataan resmi kantor kepresidenan Aljazair, Senin 3 Desember 2018, disebutkan bahwa Presiden Bouteflika tidak dapat menjamu Putra Mahkota Saudi karena sedang mengidap "flu berat."
Menurut keterangan kantor berita APS, MBS mendoakan agar Presiden Bouteflika cepat sembuh. Menggantikan presiden, Perdana Menteri Ahmed Ouyahia menjamu MBS.
Partai Islam terbesar di Aljazair, Movement of Society for Peace (MSP), mengecam langkah PM Ouyahia. MSP menilai seharusnya Pangeran Mohammed tidak perlu dijamu.
"Para pemimpin kita telah kehilangan harga diri dengan menerima uang suap dari pembunuh anak-anak di Yaman," ujar Kepala MSP Abderrazak Makri, merujuk pada intervensi Saudi dalam konflik di Yaman sejak 2015.
Sementara Louisa Hanoune, kepala Partai Pekerja Aljazair yang berada di kubu oposisi, menilai kunjungan MBS sebagai sebuah provokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News