Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi wafat karena serangan jantung. (Foto: AFP).
Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi wafat karena serangan jantung. (Foto: AFP).

Wafat saat Diadili, Mohammed Morsi Dimakamkan di Kairo

Arpan Rahman • 18 Juni 2019 17:09
Kairo: Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis Mohamed Morsi dimakamkan di Kairo pada Selasa. Demikian disampaikan pengacaranya, sehari setelah ia pingsan di pengadilan dan meninggal dunia.
 
Sejumlah kelompok hak asasi menyerukan penyelidikan independen terhadap kondisi penahanan dan kematian tokoh kelompok Islamis itu, yang digulingkan pada 2013 setelah satu tahun pemerintahan yang gaduh.
 
Baca juga: Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Meninggal Dunia.

TV pemerintah melaporkan, kematian pria berusia 67 tahun itu disebabkan oleh serangan jantung. "Dia dimakamkan di Medinat Nasr, di timur Kairo, bersama keluarganya," kata Abdel Moneim Abdel Maksoud, salah seorang pengacaranya, dinukil dari AFP, Selasa 18 Juni 2019.
 
Morsi, yang juga presiden sipil pertama negara itu, tampak "bersemangat" dalam sidang ulang pengadilan atas tuduhan berkolaborasi dengan kekuatan asing dan kelompok militan, menurut beberapa sumber peradilan dan keamanan.
 
"Pengadilan mengabulkan permintaannya untuk berbicara selama lima menit. Dia jatuh ke lantai di dalam kurungan dan segera dibawa ke rumah sakit. Sebuah laporan medis menemukan tidak ada denyut nadi atau pernapasan," kata pengacara.
 
"Dia tiba di rumah sakit mati tepat pada pukul 16:50 dan tidak ada luka baru yang terlihat di tubuhnya," sambungnya.
 
Tim pembela hukum Morsi lainnya menggambarkan berita kematiannya. "Kami mendengar gedoran pada sangkar kaca dari para tahanan lainnya dan mereka berteriak keras bahwa Morsi telah meninggal," kata pengacara itu, Osama El Helw, kepada AFP.
 
Sejak penggulingan Morsi pada 3 Juli 2013, mantan menteri pertahanannya, sekarang Presiden Abdel Fattah al-Sisi, telah melakukan penumpasan berkelanjutan yang telah menyebabkan ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin dipenjara dan ratusan menghadapi hukuman mati.
 
Membunuhnya perlahan
 
Sumber pengadilan mengatakan Morsi pingsan saat jeda persidangan. Para pejabat pengadilan "baru saja menyelesaikan sesi untuk kasus spionase dan mereka memberi tahu hakim bahwa dia pingsan dan perlu dibawa ke rumah sakit tempat dia kemudian meninggal", katanya kepada AFP.
 
Morsi terakhir melihat keluarganya pada September 2018. Sebulan kemudian, salah seorang putranya, Abdallah, ditangkap.
 
Abdel Maksoud menjadi anggota terakhir tim pembelanya yang bertemu dengan mantan presiden itu, pada November 2017.
 
Sayap politik Persaudaraan -- Partai Kebebasan dan Keadilan -- menuduh pihak berwenang Mesir "sengaja membunuhnya perlahan".
 
Mereka "menempatkannya di sel isolasi, mereka menahan obat-obatan dan memberinya makanan yang menjijikkan, mereka tidak memberinya hak asasi manusia yang paling dasar," katanya dalam sebuah pernyataan.
 
Baca juga: Mantan Presiden Mesir Meninggal akibat Serangan Jantung.
 
Kelompok HAM Amnesty International meminta pihak berwenang Mesir untuk membuka "penyelidikan investigasi yang netral, menyeluruh, dan transparan" atas kematian Morsi dan kondisi penahanannya.
 
Human Rights Watch menggemakan permintaan itu, berkata Morsi telah menderita "akses yang tidak memadai ke perawatan medis" selama bertahun-tahun.
 
"Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa harus mengadakan penyelidikan atas pelanggaran berat hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Mesir, termasuk perlakuan buruk yang meluas di penjara dan kematian Morsi," katanya.
 
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sekutu kuat Morsi dan Ikhwanul Muslimin, memberikan penghormatan kepada "sang martir".
 
Gerakan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, awalnya merupakan Ikhwanul Muslimin, juga memuji pengaruh Morsi.
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menyebut kematiannya "menyedihkan dan tidak menguntungkan" dan mengatakan belasungkawa.
 
Kematian dini
 
Secara internasional ia menerima beberapa dukungan, tetapi di tanah kelahirannya, Morsi memiliki warisan terpecah-belah.
 
Dia menghabiskan hanya satu tahun yang bergejolak dalam kepresidenan setelah pemberontakan 2011, sebelum digulingkan oleh militer setelah jutaan massa turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya.
 
Pemimpin Islamis itu telah berada di penjara sejak penggulingannya, diadili dalam beberapa kasus termasuk atas mata-mata untuk Iran, Qatar, dan kelompok-kelompok militan seperti Hamas.
 
Morsi juga dituduh merencanakan tindakan teroris. Dia dijatuhi hukuman mati pada Mei 2015 karena perannya dalam penjara selama pemberontakan yang menggulingkan pendahulunya, otokrat lama Hosni Mubarak.
 
Menyusul berita kematiannya, saluran televisi Mesir mengalami demam berlebihan, menyebut Ikhwan sebagai "kelompok teroris" dan memainkan slogan: "Persekutuan itu bohong".
 
Sekelompok anggota parlemen Inggris pada Maret 2018 memperingatkan bahwa kondisi penahanannya belum memenuhi standar internasional dan dapat menyebabkan "kematian prematur"-nya.
 
Para pemimpin Ikhwan lainnya juga meninggal dalam tahanan. Bertahun-tahun setelah penggulingan Morsi, Mesir mengalami peningkatan dalam pengeboman dan penembakan yang menargetkan pasukan keamanan, khususnya di Semenanjung Sinai utara yang bergolak, yang sekarang menjadi basis kelompok Islamic State (ISIS).
 
Pemerintahan Morsi yang bergolak ditandai oleh perpecahan yang mendalam dalam masyarakat Mesir, krisis ekonomi yang melumpuhkan, dan protes oposisi yang seringkali mematikan.
 
Kematiannya terjadi beberapa hari sebelum Mesir menjadi tuan rumah turnamen sepak bola Piala Afrika, mulai Jumat. Pihak berwenang telah siaga tinggi, mengumumkan di Facebook, Rabu, bahwa ribuan pasukan akan dikerahkan untuk mengamankan pemakamannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan