Di negara bagian Victoria, layanan dukungan isu perempuan, Wayss mendata laporan warga kepada kepolisian terkait kasus KDRT. Laporan meningkat hampir dua kali lipat sepekan terakhir.
"Orang-orang berdiam diri di rumah. Sebagian dari mereka tertekan, karena lebih memilih bekerja atau bepergian dengan bebas ke luar rumah. Itu adalah faktor yang berkontribusi pada KDRT ini," kata Direktur Eksekutif Wayss, Liz Thomas, dilansir dari Straits Times, Minggu 29 Maret 2020.
"Para pelaku (kekerasan) cenderung menggunakan covid-19 sebagai kesempatan untuk melakukan pelecehan," imbuh Thomas.
Women's Safety, sebuah organisasi relawan mengenai KDRT di negara bagian New South Wales, melaporkan peningkatan 40 persen jumlah klien. Lebih dari sepertiganya terkait langsung dengan pandemi covid-19.
Baca: Pahlawan Atletik Iran Positif Covid-19
Lonjakan KDRT tak hanya terjadi di Australia. Di provinsi Hubei, Tiongkok, jumlah laporan KDRT yang diterima kepolisian Hubei melonjak hingga tiga kali lipat dari biasa.
Pola yang sama terlihat di negara lain. Di Brasil, media Globo melaporkan lonjakan KDRT terkait masa isolasi covid-19 yang diberlakukan pemerintah.
Begitu pula di Catalonia yang mencatat lonjakan 20 persen kasus KDRT selama periode lockdown. Di Spanyol, pemerintah menegaskan bahwa individu yang merasa mengalami KDRT, tidak akan dihukum jika meninggalkan rumah di tengah lockdown.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News