Menurut laporan kantor berita Saudi Press Agency, Rabu 26 Desember 2018, seorang sumber resmi dari Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kecaman keras terhadap serangan teroris yang melanggar seluruh hukum internasional.
Selain soal Libya, Riyadh juga mengecam serangan bersenjata terhadap kompleks bersenjata di Kabul, Afghanistan, dan ledakan bom mobil di Tal Afar, Irak.
Dalam keterangan di media sosial, ISIS mengklaim serangan di Tripoli. ISIS menyebut bahwa "tiga prajurit khilafah" telah melancarkan serangan dengan sabuk bom bunuh diri dan senapan otomatis.
Menteri Dalam Negeri Fathi Bash Aqha mengakui bahwa Libya sedang dilanda "kekacauan keamanan" yang kondisinya "sudah di luar kendali." Situasi ini, menurutnya, telah menciptakan "lahan subur" bagi beroperasinya ISIS.
Sementara Menteri Luar Negeri Libya Tahar Siala mengatakan PNS senior yang tewas dalam serangan adalah Ibrahim al-Shaibi. Korban adalah seorang kepala departemen di Kemenlu Libya.
ISIS memanfaatkan kekacauan di Libya untuk menguasai kota Sirte pada 2015. Pasukan loyalis pemerintahan GNA yang didukung PBB merebut kembali kota tersebut pada Desember 2016. Pertempuran merebut Sirte berlangsung lebih kurang delapan bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id