Tel Aviv: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih atas pembelaan Amerika Serikat (AS) di sidang khusus Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas mengenai Yerusalem. Sebanyak 128 suara menolak keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Donald Trump dan Duta Besar Nikki Haley, untuk berdiri bersama Israel dan berdiri bersama kebenaran," ujar Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di laman Twitternya, Jumat 22 Desember 2017.
"Akhirnya kebenaran terungkap," katanya dalam video berdurasi 11 detik itu.
Dalam voting di sidang majelis itu, 128 negara mendukung resolusi sementara 35 negara menyatakan abstain dan sembilan lainnya menolak. Untuk diketahui, sistem pemungutan suara dalam Sidang Majelis Umum PBB ini bersifat darurat dan jarang sekali terjadi.
Meski demikian, Amerika Serikat yang menjadi sasaran dalam sidang menegaskan bahwa hasil suara tidak akan mempengaruhi keputusan Washington untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengingatkan kembali mengenai kontribusi AS untuk PBB dan pihaknya meminta kontribusi itu dihormati.
"Dalam kasus Amerika Serikat, kita diminta membayar lebih dari orang lain atas hak istimewa yang kita miliki. Kami memiliki kewajiban untuk menuntut lebih banyak untuk investasi kami," katanya.
Menurut dia, keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem telah dibuat. Dan keputusan tersebut sesuai dengan UU AS sejak 1995.
"Posisinya telah berulang kali disetujui masyarakat Amerika sejak saat itu," ungkap dia.
Haley mengatakan, negaranya mengingat hari di mana mereka diserang oleh PBB. "Amerika akan menempatkan kedutaan kita di Yerusalem. Itulah yang orang Amerika ingin kita lakukan, dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tidak ada suara di PBB yang akan membuat perbedaan dalam hal itu," kata dia.
Dia kembali mengulangi ancaman Trump untuk mengingat negara-negara yang tidak mendukung keputusannya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News