Serangan pada April 2018 di Douma, kota yang dikuasai pemberontak namun dikepung pasukan pemerintah Suriah, menewaskan puluhan warga sipil. Serangan tersebut memicu Inggris, Prancis dan Amerika Serikat melancarkan gempuran udara ke rezim Suriah,
OPCW mengatakan tim investigatornya telah menemukan "dasar kuat" untuk meyakini bahwa klorin telah digunakan dalam serangan di Douma pada 2018.
Douma adalah target terakhir Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menguasai Ghouta Timur dari pemberontak dalam konflik yang sudah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun. Para militan di Douma menyatakan menyerah beberapa hari usai serangan April 2018.
Dalam sebuah pernyataan resmi, OPCW mengatakan tim investigator telah mendatangi Douma, mengumpulkan sampel dari tanah dan orang terdampak bahan kimia. Tim OPCW juga melakukan sejumlah wawancara dan mempelajari data toksikologi serta balistik.
Dari analisis semua data yang didapatkan di Douma, OPCW mengaku memiliki "dasar kuat bahwa telah terjadi serangan dengan menggunakan bahan kimia beracun yang diubah sebagai senjata."
"Bahan kimia beracun ini mengadung klorin reaktif. Bahan kimia ini kemungkinan klorin molekuler," sebut OPCW, seperti disitat dari laman Independent, Sabtu 2 Maret 2019.
Berdasarkan barang bukti dua tabung silinder di Douma -- satu jatuh menembus langit-langit dan satunya lagi ditemukan di teras -- disebut OPCW konsisten dengan barang yang dijatuhkan dari udara. Hal ini mengindikasikan dua tabung klorin tersebut kemungkinan dijatuhkan dari pesawat.
Menjadikan klorin sebagai senjata dilarang di bawah Konvensi Senjata Kimia, yang sudah diratifikasi di Suriah pada 2013. Senjata semacam itu dilarang di bawah hukum kemanusiaan internasional.
Laporan OPCW hanya menyebutkan bahkan serangan kimia terjadi di Douma pada April 2018, tapi tidak menyebutkan pelakunya.
Inggris, Prancis dan AS menyalahkan pasukan pemerintah Suriah atas serangan kimia di Douma. Suriah membantah keras tuduhan tersebut.
Rusia, salah satu sekutu utama Presiden Assad, juga membantah bahwa Suriah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca: Rusia Bantah Suriah Gunakan Senjata Kimia di Douma
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News