Berbicara di media televisi, Sabtu 13 April 2019, Letnan Jenderal Abdel Fattah Abdelrahman Burhan juga mengumumkan restrukturisasi institusi negara, berakhirnya jam malam serta pembebasan sejumlah tahanan politik.
Unjuk rasa masih berlanjut di Sudan meski Bashir sudah digulingkan. Para demonstran menginginkan pemerintah Sudan dipimpin tokoh dari kalangan sipil, bukan militer.
Jenderal Burhan adalah pengganti dari Awad Mohammed Ahmed Ibn Auf, pemimpin kudeta yang menggulingkan Bashir. Ibn Auf mengundurkan diri satu hari usai dilantik menjadi kepala interim Dewan Militer Transisi Sudan.
"Militer akan menjaga perdamaian, ketertiban dan keamanan di seantero Sudan dalam periode transisi ini, yang akan berlangsung maksimal dua tahun. Setelah itu, akan digelar pemilihan umum," ungkap Jenderal Burhan, dikutip dari laman BBC.
Menggunakan intonasi yang lebih bersahabat, Jenderal Burhan juga menyerukan kubu oposisi untuk "membantu kami memulihkan kehidupan normal" di Sudan. Ia berjanji akan menyeret siapapun yang terbukti membunuh demonstran saat bentrokan terjadi, dan juga bertekad memerangi korupsi di pemerintahan.
Pidato Jenderal Burhan dilakukan usai Kepala Keamanan Jenderal Salah Gosh mundur dari posisinya. Selama ini, Jenderal Salah adalah sosok yang ditakuti di tengah demonstran Sudan.
Mendampingi Jenderal Burhan, Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo ditunjuk menjadi Wakil Kepala interim Dewan Militer Transisi Sudan. Dagalo, atau dikenal dengan julukan "Hemeti," adalah pemimpin unit paramiliter RSF yang berasal dari milisi Janjaweed.
Janjaweed dituduh melakukan sejumlah kekejaman di Darfur pada era 2000-an.
Sementara itu, kubu oposisi mengaku telah bertemu perwakilan militer dan mendiskusikan "perjanjian transisi."
Juru bicara demonstran Mohammad Youssef al-Mustafa mengatakan kepada BBC bahwa mereka berkukuh agar pemerintahan sipil segera dibentuk, dengan tetap membolehkan adanya beberapa figur militer.
Demonstrasi di Sudan diawali dengan kekhawatiran warga mengenai melonjaknya harga roti dan bahan bakar minyak sejak Desember tahun lalu. Namun demo tersebut berubah menjadi penentangan terhadap Bashir.
Baca: Pemimpin Kudeta Sudan Mundur Satu Hari usai Dilantik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News