Namun, BRICS, organisasi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, tengah berupaya untuk mengubah tatanan tersebut.
Dalam KTT BRICS yang digelar di Kazan pada 2024, para pemimpin aliansi ini membahas langkah konkret untuk menciptakan sistem pembayaran baru yang dapat melemahkan dominasi dolar. Berikut adalah detail rencana BRICS:
Mengapa BRICS Ingin Mengurangi Ketergantungan pada Dolar?
Ketergantungan pada dolar AS memberikan Amerika pengaruh besar dalam sistem keuangan global. Hampir semua transaksi internasional menggunakan dolar, yang memberikan kemampuan bagi AS untuk:1. Memantau arus keuangan global.
2. Menggunakan sanksi ekonomi sebagai alat geopolitik, seperti yang dilakukan terhadap Rusia pasca-invasi ke Ukraina pada 2022.
"Semua negara memahami bahwa mereka bisa menjadi target sanksi AS atau Barat lainnya," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Selain itu, fluktuasi nilai dolar sering kali berdampak pada stabilitas ekonomi negara-negara berkembang, yang menambah urgensi untuk mencari alternatif.
Sistem Pembayaran BRICS: BRICS Bridge
Salah satu rencana utama BRICS adalah menciptakan platform pembayaran digital yang disebut "BRICS Bridge."Sistem ini memungkinkan transaksi lintas negara menggunakan uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral masing-masing negara anggota, tanpa melalui bank koresponden di AS. Sistem ini memiliki beberapa tujuan utama:
1. Menghindari Sanksi: Sistem ini akan memastikan bahwa negara anggota tidak dapat dikenai sanksi unilateral oleh negara lain.
2. Efisiensi: BRICS Bridge akan memotong waktu transaksi dari hari menjadi detik dan mengurangi biaya transaksi secara signifikan.
3. Diversifikasi Mata Uang: Dengan mengurangi ketergantungan pada dolar, negara anggota dapat menggunakan mata uang lokal untuk perdagangan.
Inspirasi dari Proyek mBridge
Konsep BRICS Bridge banyak terinspirasi oleh proyek mBridge, yang merupakan inisiatif Bank for International Settlements (BIS) bersama bank sentral dari Cina, Hong Kong, Thailand, dan Uni Emirat Arab.Teknologi mBridge memungkinkan bank sentral untuk mengelola dan memantau transaksi lintas negara menggunakan mata uang digital.
Proyek ini telah menunjukkan efisiensi tinggi, mengurangi waktu transaksi dari hari menjadi detik dan memotong biaya transaksi hingga hampir nol.
Proyek mBridge beroperasi dengan empat langkah utama:
1. Bank pengirim menukar mata uang lokal menjadi mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentralnya.
2. Mata uang digital tersebut ditukar dengan mata uang digital negara tujuan.
3. Mata uang digital negara tujuan dikirim ke bank penerima.
4. Bank penerima menukar mata uang digital menjadi mata uang lokal negara tujuan.
Proses ini memberikan visibilitas dan kontrol lebih besar bagi bank sentral terhadap arus dana lintas negara, sekaligus menghilangkan kebutuhan akan bank perantara di luar negeri.
Menurut BIS, mBridge telah mencapai tahap "minimum viable product" pada pertengahan 2024 dan memproses transaksi senilai miliaran dolar. Hal ini menjadi bukti bahwa teknologi serupa dapat diterapkan oleh BRICS untuk mencapai tujuan mereka.
Tantangan Implementasi
Meskipun ambisius, rencana BRICS untuk menaklukkan dolar menghadapi beberapa tantangan besar:1. Likuiditas: Menjamin ketersediaan mata uang digital dalam jumlah besar akan membutuhkan dukungan finansial yang signifikan.
2. Kerumitan Teknis: Pembuatan aturan dan teknologi untuk memastikan keamanan transaksi membutuhkan waktu.
3. Kepercayaan Global: Banyak negara masih memandang dolar sebagai mata uang yang stabil dan tepercaya.
Koordinasi Antar Anggota: Dengan anggota yang memiliki prioritas dan kondisi ekonomi berbeda, mencapai kesepakatan menyeluruh bisa menjadi tantangan besar.
Dampak Potensial
Jika sistem pembayaran ini berhasil diterapkan, dampaknya akan sangat signifikan. Negara-negara BRICS dapat mengurangi biaya perdagangan, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat posisi mereka dalam ekonomi global.Di sisi lain, dominasi dolar AS akan mulai terkikis, yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan geopolitik global.
Selain itu, keberhasilan BRICS juga dapat mendorong negara-negara berkembang lainnya untuk mengikuti jejak mereka, menciptakan blok-blok ekonomi baru yang lebih independen dari pengaruh Barat.
Namun, ini juga dapat memicu ketegangan geopolitik yang lebih besar antara BRICS dan negara-negara Barat.
Apa Langkah Selanjutnya?
KTT BRICS di Kazan hanya langkah awal. Proyek ini memerlukan kolaborasi erat antara negara anggota untuk mewujudkan sistem pembayaran yang berfungsi penuh.Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS 2025, telah berkomitmen untuk mempercepat proyek ini.
"Setiap malam saya bertanya, mengapa semua negara harus mendasarkan perdagangan pada dolar?" ujarnya.
Selain itu, langkah konkret seperti peluncuran uji coba BRICS Bridge dan pembentukan mekanisme multilateral untuk pengawasan transaksi akan menjadi fokus utama dalam beberapa tahun mendatang.
Rencana BRICS untuk menciptakan sistem pembayaran baru adalah langkah besar dalam upaya menciptakan tatanan keuangan global yang lebih inklusif.
Dengan ambisi untuk melemahkan dominasi dolar, aliansi ini menghadirkan tantangan dan peluang besar bagi sistem global.
Meskipun tantangan besar tetap ada, keberhasilan proyek ini dapat mengubah dinamika geopolitik dan memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam ekonomi dunia.
Baca Juga:
Kenapa Indonesia Bergabung dengan BRICS? Simak Penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News