(Baca: Prancis Punya Bukti Suriah Gunakan Senjata Kimia).
Vorobieva mengatakan, berdasarkan info yang diterima pihak Rusia di sana, tidak ada tanda atau bukti mengenai serangan kimia.
"Gambar yang ditampilkan di sana palsu. Mereka yang disebut korban hanya disiram pakai air," kata dia, saat ditemui di kediamannya, Jumat 13 April 2018.
Menurut dia, berita mengenai serangan kimia di Douma memiliki muatan politik. Dia sangat menyayangkan massfinya pemberitaan mengenai serangan kimia di Suriah.
Vorobieva mengingat Rusia membantu pemerintahan sah Bashar Al Assad untuk meredam pemberontakan di sana. "Bagaimana mungkin kami (Rusia), yang ikut membantu menjaga kestabilan keamanan di sana, justru mencoba membiarkan serangan gas kimia itu terjadi?" tukasnya.
Baginya, agresi militer bukanlah solusi terbaik untuk Suriah saat ini. Malahan, dialog dan pertemuan antardelegasi menjadi cara terbaik untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Suriah.
(Baca: Trump Gelar Rapat Bahas Opsi Militer di Suriah).
Dunia internasional masih mendesak Suriah agar memaparkan insiden serangan gas tersebut. Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam melakukan opsi militer di Suriah.
Trump dan para tim keamanan nasionalnya bertemu dan membahas opsi ini pada Kamis 12 April, waktu setempat di Gedung Putih.
Namun, hingga saat ini, dirinya maupun Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan terkait opsi militer Suriah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
