Pemerintah mengatakan mereka menemukan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak. Insiden tersebut menewaskan 20 orang dan melukai 47 lainnya.
"Mobil ini berisi bahan peledak. Diduga mobil sengaja dibawa ke lokasi untuk digunakan dalam operasi teroris," kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Aljazeera, Selasa, 6 Agustus 2019.
Kelompok Hasm, dilaporkan bertanggung jawab atas ledakan ini. Namun, mereka tidak merinci mobil berbahan peledak itu dibawa untuk aksi selanjutnya atau tidak.
Baca juga: Indonesia Kecam Serangan di RS Kanker Kairo
Mesir menuduh Hasm, yang muncul apda 2016 dan telah mengklaim beberapa serangan, sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin yang dilarang. Gerakan ini menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan hanya mencari perubahan melalui cara damai.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menyebut ledakan sebagai insiden teroris. "Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada orang-orang Mesir dan keluarga para martir yang terbunuh dalam aksi pengecut teroris," cuit dia di Twitter.
Pengamat Kebijakan Timur Tengah, Timothy Kaldas, mengatakan bahwa tidak mungkin pihak berwenang Mesir memiliki informasi yang cukup untuk menyimpulkan Hasm bertanggung jawab.
"Kelompokl Hasm sebagian besar tidak aktif dalam beberapa tahun terakhir. Mungkin pemerintah memilih untuk menyalahkan mereka karena melihat kelompok ini sebagai perpanjangan kepemimpinan Ikhwanul Muslimin," tutur Kaldas.
Ledakan itu menyebabkan kebakaran yang memaksa evakuasi di Institut Kanker Nasional. Sebanyak 78 pasien dipindahkan ke rumah sakit lain usai ledakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News