Ledakan terjadi saat mobil berisi bahan peledak bertabrakan dengan beberapa kendaraan lain di luar area rumah sakit kanker di Kairo pusat. Ledakan terjadi pada Senin 5 Agustus dini hari waktu setempat.
"Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada korban beserta keluarganya," tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia di laman Twitter, Selasa 6 Agustus 2019.
"Sejauh ini tidak terdapat korban warga negara Indonesia," lanjutnya.
Berdasarkan laporan dari media loka, beberapa mobil yang terparkir di depan RS ikut terbakar. Para pasien beserta dokter beramai-ramai dievakuasi keluar gedung.
Kementerian Dalam Negeri Mesir menuduh Hasm sebagai pihak di balik ledakan. Hasm adalah salah satu pecahan dari kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin.
Otoritas Kairo mengaku telah menangkap beberapa anggota Hasm terkait serangan terorisme tersebut.
Rangkaian ledakan mengguncang Kairo pada 2015, termasuk bom mobil yang menghancurkan sebagian konsulat Italia di Lapangan Tahrir. Terdapat pula ledakan yang mengguncang sebuah bangunan sektor keamanan di Shubra al-Khaima.
Pada 2014, empat ledakan pada malam hari menewaskan enam orang dan melukai 80 lainnya di Kairo. Sejumlah kelompok militan secara sistematis melancarkan serangan terhadap polisi dan institusi keamanan, yang terjadi sejak Mohamed Morsi digulingkan dari kekuasaan pada 2013.
Salah satu serangan paling mematikan melanda seorang jaksa ternama di Mesir, Hisham Barakat, beberapa tahun lalu. Ia meninggal usai bom mobil menghantam iring-iringan kendaraannya.
Februari tahun lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi meluncurkan operasi komprehensif yang tujuan utamanya "membersihkan Mesir dari elemen teroris."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News