Seorang polisi berdiri dekat kaca berlubang akibat tembakan senjata api di pusat perawatan Ebola di Butembo, RD Kongo, Sabtu 9 Maret 2019. (Foto: JOHN WESSELS/AFP/Getty Images)
Seorang polisi berdiri dekat kaca berlubang akibat tembakan senjata api di pusat perawatan Ebola di Butembo, RD Kongo, Sabtu 9 Maret 2019. (Foto: JOHN WESSELS/AFP/Getty Images)

Fasilitas Ebola di RD Kongo Diserang, Satu Polisi Tewas

Willy Haryono • 10 Maret 2019 10:07
Butembo: Saat Republik Demokratik Kongo dilanda wabah Ebola, sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah pusat perawatan penyakit tersebut di kota Butembo, Sabtu 9 Maret 2019. Seorang polisi tewas dalam serangan, dan beberapa pekerja kesehatan juga mengalami luka-luka.
 
Aksi kekerasan terjadi kurang dari sepekan usai pusat perawatan Ebola itu dibuka kembali. Fasilitas sempat ditutup setelah terjadinya serangan bulan lalu, yang membuat kelompok relawan Doctors Without Borders (MSF) menghentikan sementara aktivitas mereka di Butembo.
 
Minggu pekan kemarin, Kementerian Kesehatan RD Kongo mengunggah foto deretan pekerja medis yang tersenyum senang saat pusat perawatan Ebola di Butembo kembali dibuka.

Serangan terbaru terjadi beberapa jam sebelum Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berencana datang ke RD Kongo. Dia akhirnya datang dan berkeliling di pusat perawatan yang tetap dibuka meski telah terjadi serangan.
 
"Ini bukan serangan yang dilakukan masyarakat, tapi serangan terhadap masyarakat," kata Adhanom Ghebreyesus, seperti dinukil dari laman NPR. "Tidak ada pilihan lain kecuali melanjutkan merawat warga di sini, yang termasuk dalam kategori kelompok paling rentan di dunia," sambung dia.
 
Adhanom menegaskan WHO berkomitmen mengakhiri wabah Ebola di RD Kongo. Ia mengklaim WHO dan para stafnya tidak akan pergi dari RD Kongo sebelum wabah Ebola sudah benar-benar disingkirkan.
 
Sejak Agustus, menurut catatan Kemenkes RD Kongo, 853 kasus Ebola telah terkonfirmasi dengan jumlah korban tewas mencapai 578. Memasuki bulan ketujuh, wabah Ebola saat ini disebut sebagai kedua terburuk dalam sejarah RD kongo.
 
Adanya serangan terhadap pusat perawatan semakin mempersulit upaya mengalahkan wabah Ebola. Kemenkes RD Kongo mengingatkan bahwa "peningkatan signifikan" kasus Ebola dapat terjadi jika serangan kelompok bersenjata masih terjadi.
 
Terdapat puluhan kelompok bersenjata yang aktif di Butembo dan area sekitarnya di RD Kongo. Serangan terhadap pusat perawatan kerap terjadi, meski ada negosiasi dengan beberapa kelompok agar pekerja medis dapat tetap bekerja.
 
Ini merupakan wabah pertama Ebola di Butembo. Bagi yang tidak familiar dengan virus Ebola, penyakit tersebut terasa tidak terlalu berbeda dengan malaria atau demam tifus.
 
Ebola menular dari cairan tubuh pasien terjangkit, termasuk dari yang sudah meninggal dunia.
 
Baca: Virus Ebola di Kongo Tewaskan 298 Warga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan