Dua kasus terkonfirmasi Ebola dilaporkan berasal dari Mwenga, area yang berada di selatan kota Bukavu dan dekat dengan perbatasan Rwanda.
Menurut data Kementerian Kesehatan RD Kongo, wabah ebola di wilayah timur telah menewaskan 1.808 orang dari 2.765 kasus terkonfirmasi. Wabah terbaru, dimulai sejak Agustus tahun lalu, adalah kedua terbesar dalam sejarah RD Kongo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Satu dari dua kasus terbaru adalah perempuan berusia 24 tahun yang sudah diidentifikasi sebagai "kontak berisiko tinggi" di kota Beni bulan lalu. Menurut keterangan otoritas kesehatan RD Kongo, perempuan itu sempat bepergian ersama dua anaknya ke Mwenga. Ia meninggal dunia pada Selasa 13 Agustus.
Sebagian besar kasus dari luar area wabah, termasuk di sepanjang perbatasan Uganda, meliputi pasien yang pernah mendatangi Kivu Selatan. "Dua kasus yang dinyatakan positif Ebola telah terkonfirmasi di Kivu Selatan, di distrik Lwindi di area Mwenga," kata Kemenkes RD Kongo, disiarkan dari Guardian, Sabtu 17 Agustus 2019.
Dr Jean-Jacques Muyembe, Direktur Institut Nasional Riset Biomedis RD Kongo, mengonfirmasi bahwa dua kasus terbaru Ebola adalah seorang perempuan berusia 24 tahun dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan. Anak tersebut hingga kini masih dirawat intensif.
Perempuan 24 tahun sempat menerima vaksin eksperimental yang selama ini dipakai di RD Kongo. Namun, vaksin ini belum 100 persen sempurna, meski diyakini mampu melindungi sekitar 97 persen dari total pengidap Ebola di RD Kongo.
Munculnya dua kasus terbaru ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah respons internasional saat ini sudah cukup untuk mengatasi wabah Ebola di RD Kongo.
Juli lalu, wabah Ebola di RD Kongo telah dideklarasikan sebagai sebuah darurat kesehatan publik yang mendapat sorotan global. Namun sejumlah kasus baru terus bermunculan hingga saat ini.
(WIL)