Baca juga: Ribuan Demonstran Terus Desak Mundur Presiden Sudan.
Protes mematikan telah mengguncang negara Afrika dalam seruan untuk mengakhiri pemerintahan tiga dekade presiden Sudan sejak 19 Desember ketika rezim memangkas subsidi yang membuat harga roti naik tiga kali lipat dalam semalam.
Tetapi protes meningkat Sabtu ketika oposisi Asosiasi Profesional Sudan memimpin aksi duduk di depan markas tentara dan menyatakan pemogokan umum. Komite Sentral Dokter Sudan, yang berada di bawah asosiasi profesional, mengatakan setidaknya satu pengunjuk rasa meninggal di Kota Omdurman, Sudan Tribune melaporkan.
Sementara itu, empat orang tewas dan beberapa lainnya cedera ketika pasukan keamanan berusaha membubarkan para demonstran dengan gas air mata di depan markas besar angkatan bersenjata di Khartoum, tetapi ribuan lainnya masih ada.
Menurut Human Rights Watch (HRW), setidaknya 51 orang telah tewas sejak protes dimulai pada Desember.
Menyusul hari pertama protes Sabtu, para penandatangan Deklarasi Kebebasan dan Perubahan, yang terdiri dari sekitar 22 organisasi sipil dan politik termasuk Asosiasi Profesional Sudan, mengatakan bahwa ini adalah saat yang ditunggu-tunggu negara untuk perubahan.
"Anda telah mematahkan hidung tirani. Sudah waktunya diktator dan rezimnya menyerahkan kekuasaan yang telah mereka rebut," kata kelompok itu.
"Pada saat bersejarah ini, kami mendesak Anda untuk tetap berada di sepanjang jalan di sekitar markas besar angkatan bersenjata, dan di setiap lokasi di seluruh negeri, sampai tirani jatuh sekali dan untuk selamanya," bubuhnya, disiarkan dari laman UPI, Senin 8 April 2019.
Perundingan terjadi ketika Asosiasi Proses Sudan meminta militer Sabtu untuk bergabung dengan para demonstran dalam perjuangan mereka.
"Kami sepenuhnya yakin bahwa rakyat akan menang. Itu yang diajarkan sejarah kepada kami, tetapi sedikit tiran yang mengindahkan," kata asosiasi itu dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada Angkatan Bersenjata Sudan.
"Kami memegang harapan besar bahwa Anda akan membuat panggilan tugas dan hati nurani menang dengan bersekutu bersama masyarakat dan revolusi mereka dalam memulihkan pemerintahan sipil, demokratis dan mencapai perdamaian dan pembangunan yang adil."
Semua jembatan menuju pusat ibu kota dari distrik Khartoum Utara dan Omburman diblokir Sabtu oleh polisi dan pasukan keamanan untuk mencegah lebih banyak orang bergabung dengan aksi duduk, Guardian melaporkan.
Pada Kamis, Al-Bashir telah meminta oposisi berdialog, sementara oposisi menuntut agar dia mundur dan memungkinkan transisi kekuasaan secara damai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News