Tempat ditemukannya 13 peti mati berada cukup dalam dari permukaan tanah, sehingga terlindungi dari pengaruh cuaca. Karenanya, detail-detail di eksterior 13 peti mati itu terlihat dengan baik.
Khaled El-Enany, Menteri Pariwisata dan Benda Antik Mesir, mengaku sangat senang saat menemukan 13 peti mati tersebut.
"Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya saat menyaksikan penemukan baru di bidang arkeologi," tulis Khaled via Twitter, dilansir dari laman The National, Minggu 13 September 2020.
Dalam sebuah video di Facebook, salah satu arkeolog mengatakan bahwa 13 peti mati ini merupakan temuan unik di Mesir. "Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata dia.
Pekan kemarin, Mesir baru saja membuka beberapa situs arkeologi dan museum setelah ditutup karena pandemi virus korona (covid-19). Penemuan 13 peti mati ini bukan hanya krusial bagi kebudayaan Mesir, tapi juga terhadap perekonomian negara.
Sebelumnya pada tahun ini, tim arkeolog Mesir juga telah menemukan empat peti mati yang berisi mumi di Saqqara.
Februari tahun lalu, tim arkeolog Mesir menemukan 50 mumi era Ptolemaic (305-30 Sebelum Masehi). Kelima puluh mumi, 12 di antaranya ukuran anak-anak, ditemukan di empat situs pemakaman sedalam sembilan meter di Tuna El-Gebel, Minya, di wilayah selatan dari Kairo.
Metode mumifikasi 50 mumi ini mengindikasikan bahwa mereka dulunya adalah orang-orang terpandang atau memiliki status sosial tinggi di era Mesir kuno.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Benda Antik Mesir, kompleks pemakaman di Minya tersebut "kemungkinan adalah milik sebuah keluarga elite."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News