"Iya, tapi saya nggak tahu jamnya, antara siang atau sore. Tim saya yang akan terima," kata Iqbal kepada Metrotvnews.com, Senin (5/9/2016).
"Biasa kok mereka datang ke Jakarta atau kami yang ke Samarinda atau Sulawesi untuk konsultasi dengan pemerintah juga psikolog," lanjutnya.
Ia melanjutkan bahwa Kemenlu mempunyai standar pendampingan psikolog untuk keluarga sandera dan juga untuk sandera yang sudah bebas, bukan hanya untuk ABK TB Charles, namun untuk lainnya juga.
"Pastinya akan ada diskusi tentang perkembangan kondisi sandera. Kami akan sampaikan perkembangan dari jalur diplomasi dan persuasi yang kami bangun," tuturnya lagi.

Kelompok Abu Sayyaf/AFP
Pria yang akrab disapa Iqbal ini juga menekankan bahwa untuk jalur operasi intelejen, Kemenlu merasa ada yang lebih tepat untuk menjelaskannya.
"Kami beberapa kali tekankan bahwa proses pembebasan setiap kasus berbeda karakternya," ujarnya lagi.
Sebelumnya, sudah ada dua ABK WNI yang berasal dari Kapal TB Charles 001, bebas dari penyanderaan Abu Sayyaf. Ismail dan Muhamad Sofyan telah diserahkan kepada keluarga masing-masing pada 27 Agustus lalu.
Kini, ABK WNI yang masih disandera berjumlah lima orang di mana mereka juga berasal dari kapal TB Charles 001 yang dibajak oleh kelompok separatis tersebut pada 23 Juni lalu.
Selain itu, masih ada tiga ABK WNI lainnya yang disandera Abu Sayyaf. Mereka diculik di perairan Lahat Datu, Malaysia dari kapal berbendera Malaysia pada 9 Juli 2016.
Setelah itu, ada satu kapten kapal berkewarganegaraan Indonesia juga yang diculik dalam kejadian yang berbeda. Penculikan ini terjadi di Perairan Kinabatangan pada 3 Agustus lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News