Menurut kepala kepolisian lokal Pranab Chowdhury, api mulai melanda permukiman kumuh di kota pelabuhan Chittagong sekitar pukul 03.30 waktu setempat. Si Jago Merah dengan cepat merembet di permukiman padat bangunan semi permanen yang terbuat dari bambu, seng dan terpal.
"Sedikitnya 470 rumah kumuh hangus dilalap api. Sejauh ini sembilan orang meninggal dunia. Ada empat korban yang berasal dari satu keluarga," ucap petugas pemadam bernama Hefazatul Islam kepada kantor berita AFP.
Kebakaran biasa terjadi di wilayah kumuh Bangladesh, di mana jutaan orang hidup dalam kondisi seadanya dan jauh dari kata layak.
Sejumlah grup hak asasi manusia sempat beberapa kali mencurigai bahwa kebakaran di sejumlah permukiman kumuh di Bangladesh merupakan aksi sabotase. Mereka menduga sabotase dilakukan pihak tertentu yang ingin membangun beragam jenis gedung, semisal apartemen.
"Kami sudah sering melihat kebakaran yang digunakan sebagai senjata untuk mengusir warga miskin," ujar Nur Khan, seorang aktivis HAM dan lingkungan hidup, kepada AFP.
Selain di permukiman, kebakaran juga pernah beberapa kali melanda kawasan industri di Bangladesh. September 2016, kebakaran terjadi di sebuah pabrik garmen di kota Tongi, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari ibu kota Bangladesh, Dhaka. Kala itu, kebakaran menewaskan 12 orang.
Industri garmen adalah salah satu andalan perekonomian Bangladesh. Hingga Juni 2016, industri tersebut telah menghasilkan pemasukan hingga USD28 miliar atau hampir Rp400 triliun dari ekspor.
Namun pabrik garmen di Bangladesh kerap kali tidak memiliki pengamanan terhadap api yang memadai. Pada 2012 lalu, lebih dari 1.100 orang tewas ketika sebuah gedung runtuh yang dianggap sebagai bencana industri terparah di Bangladesh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id