Lewat kebijakan ini, Beijing tidak mau mengakui Taiwan sebagai sebuah negara.
Selebaran yang diterbitkan China Daily yang terbaru menjadi serangkaian teguran dari pemerintah Tiongkok dan media Negeri Tirai Bambu. Trump berkata dalam sebuah wawancara, pada Jumat 13 Januari, bahwa kebijakan itu bisa dirundingkan.
Di bawah kebijakan lama, Amerika Serikat (AS) mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok, sambil tetap menjaga hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Tiongkok memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan menentang kemerdekaannya.
Trump telah mempertanyakan aturan ini. "Semuanya bisa dinegosiasikan termasuk kebijakan Satu Tiongkok," katanya, dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Baca: Trump Telepon Presiden Taiwan, Picu Ketegangan dengan Tiongkok
China Daily menyatakan dalam sebuah editorial pada Senin 16 Januari bahwa Trump telah "menyulut api dengan permainannya di Taiwan".
Trump dituduh hendak menggunakan kebijakan Satu Tiongkok sebagai "sebuah kartu truf" yang dapat digunakan di kemudian hari.
"Jika Trump bertekad menggunakan kartu ini saat berkuasa, kerusakan interaksi tidak bisa dihindari, karena Beijing tidak akan memiliki pilihan selain turun tangan," kata China Daily seperti dikutip BBC, Senin (16/1/2017).
Editorial ini menyusul peringatan Tiongkok lainnya yang muncul selama akhir pekan sebagai reaksi terhadap pernyataan terbaru Trump.
Pada Sabtu 14 Januari malam, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Lu Kang mengatakan, kebijakan Satu Tiongkok "tidak bisa dirundingkan".
"Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintahan yang sah mewakili Tiongkok. Itu adalah fakta yang diakui oleh masyarakat internasional dan tidak ada yang dapat mengubahnya," cetus Lu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News