medcom.id, New York: Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menelpon Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. Ini mendobrak kebijakan diplomasi AS terhadap Taiwan selama bertahun-tahun.
"Selama perbincangan, keduanya membahas hubungan yang erat dalam bidang ekonomi, politik dan keamanan," pernyataan pihak Trump, seperti dikutip AFP, Sabtu (3/12/2016).
"Presiden terpilih Trump juga memberikan selamat kepada Presiden Tsai yang telah terpilih sebagai Presiden Taiwan," dalam pembicaraan 2 Desember itu.
Tidak diketahui siapa yang memulai percakapan via telepon itu terlebih dahulu. Namun Trump dalam beberapa hari terakhir, kerap melakukan percakapan melalui telepon dengan beberapa pemimpin dunia.
Tetapi yang menjadi perhatian saat ini adalah sikap Tiongkok usai Trump berbicara dengan Presiden Taiwan. Selama ini, Tiongkok menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi mereka dan tindakan apapun dari AS yang menunjukkan dukungan kemerdekaan Taiwan, dianggap sebagai penghinaan.
AS pada memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan pada 1979 dan mengakui Tiongkok, sebagai kebijakan "Satu Tiongkok". Namun Negeri Paman Sam tetap menjaga hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Presiden Tsai sendiri menolak konsep kebijakan 'Satu Tiongkok'. Sikapnya itu memaksa Tiongkok memutuskan komunikasi formal dengan pemerintahan Tsai yang baru dibentuk.
Partai Demokrat Progresif (DPP) pimpinan Tsai memenangkan pemilu Taiwan pada Januari. Sikap DPP jauh lebih keras terhadap Tiongkok dibanding Partai Kuomintang, yang memiliki hubungan lebih bersahabat dengan Beijing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
