“Pertama-tama, saya meminta maaf untuk intervensi yang saya lakukan kemarin lusa. Tetapi semua duta besar, baik negara besar atau kecil, untuk kasus seperti ini pasti akan berlaku sama,” kata Hor, di Jakarta, Jumat 8 November 2019.
Menurutnya, dia tidak bermaksud bersikap kasar atau tidak sopan. Ia mengklaim, tindakannya itu merupakan bentuk pertahanan negaranya.
“Saya adalah lelaki yang rendah hati, kalian lihat sendiri. Tapi saya hanya bertindak untuk kebijakan negara saya. Dubes Indonesia juga akan melakukan hal yang sama,” ungkapnya.
Namun, Hor mengaku emosinya terpancing ketika perilaku dari jurnalis Sydney Morning Herald asal Australia yang kerap menginterupsi ketika dia sedang berbicara.
“Jurnalis Australia itu menginterupsi saya berkali-kali, tidak menghormati peraturan jurnalisme, tidak menghormati tradisi negara ini. Saat itu ada banyak jurnalis lain, tapi kalian sangat sopan membiarkan saya untuk berbicara,” tuturnya.
Hor juga mengatakan jurnalis Australia tersebut sangat agresif dan ketika Hor menyuruhnya untuk diam, rekaman itulah yang disebarkan oleh si jurnalis.
Rabu 6 November 2019, Hor tiba-tiba menyeruak masuk ke ruangan konferensi pers di Hotel JS Luwansa ketika Mo Sochua akan berbicara ke awak media yang diundang.
Hor melarang Mo Sochua menggelar konferensi pers yang disebutnya ilegal. Ia juga mengatakan bahwa Mo Sochua datang ke Indonesia dengan visa turis dan tidak mengajukan izin ke otoritas setempat untuk menggelar konferensi pers.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News