medcom.id, Nusa Dua: Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir menyatakan bahwa empat ABK WNI eks sandera di Somalia dalam keadaan sehat.
Hasil ini didapat setelah dilakukannya pemeriksaan kesehatan di Nairobi. Kondisi mereka pun dinyatakan baik setelah kurang lebih empat tahun disandera para perompak di Somalia.
"Keadaan mereka baik secara umum. Namun, setibanya di Jakarta nanti, mereka akan diperiksa secara lebih lengkap lagi," ungkap Arrmanatha ketika ditemui di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2016).
Arrmanatha pun membeberkan bahwa sekitar satu sampai dua hari ke depan, empat ABK WNI eks sandera tersebut akan dipulangkan ke Jakarta dengan didampingi tim Kemenlu di bawah pimpinan Direktur PWNI, Lalu Muhamad Iqbal.
"Tim Kemenlu kan sudah ada di sana, yaitu Pak Iqbal. Nanti dia kan kembali ke Jakarta bersama dengan empat ABK ini," lanjutnya lagi.
Setelah proses pemeriksaan kesehatan kedua di Jakarta, pemerintah Indonesia akan lakukan penyerahan empat ABK WNI ini ke keluarganya masing-masing.
Perompak Somalia membebaskan 26 pelaut Asia, termasuk empat dari Indonesia pada Minggu 23 Oktober kemarin. Mereka disekap di sebuah desa nelayan kecil selama lebih dari empat tahun.
Empat ABK WNI ini diketahui bekerja di kapal ikan milik perusahaan Taiwan bernama Naham 3 yang dioperasikan perusahaan Oman.
Empat ABK WNI yang disandera sejak 2012 tersebut bernama Sudirman, Supardi, Ardi Manurung, dan Nelson. Sementara, 22 eks sandera yang lain diketahui berasal dari Filipina, Kamboja, Vietnam, Taiwan dan Tiongkok.
Pada Senin 23 Oktober lalu, Menlu RI Retno Marsudi menyebutkan bahwa pembebasan ini tidak akan terwujud tanpa ada kerja sama. (Baca: PBB Dukung Pembebasan Empat ABK WNI di Somalia).
Menurut Menlu, Indonesia terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama Indonesia juga mendapat dukungan dari PBB dalam upaya membebaskan para sandera. Seraya menambahkan, proses pembebasan dari sandera ini juga tidak melibatkan pembayaran tebusan.
Menurut Menlu, Indonesia terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama Indonesia juga mendapat dukungan dari PBB dalam upaya membebaskan para sandera. Seraya menambahkan, proses pembebasan dari sandera ini juga tidak melibatkan pembayaran tebusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News