Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 24 Oktober 2016. (Foto: MTVN/Sonya Michaella)
Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 24 Oktober 2016. (Foto: MTVN/Sonya Michaella)

PBB Dukung Pembebasan Empat ABK WNI di Somalia

Sonya Michaella • 24 Oktober 2016 09:48
medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membenarkan adanya empat ABK WNI yang bebas dari penyanderaan di Somalia pada Sabtu lalu. Pembebasan yang diupayakan Indonesia tak lepas dari dukungan pihak dalam dan luar negeri.
 
"Indonesia terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama Indonesia juga mendapat dukungan dari PBB dalam upaya membebaskan para sandera," ujar Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (24/10/2016).
 
Perompak Somalia membebaskan 26 pelaut Asia, termasuk empat dari Indonesia. Mereka disekap di sebuah desa nelayan kecil selama lebih dari empat tahun.

Empat ABK WNI ini diketahui bekerja di kapal ikan milik perusahaan Taiwan bernama Naham 3 yang dioperasikan perusahaan Oman.
 
"Minggu sekitar pukul 21.00 WIB, empat eks sandera dengan 22 eks sandera lainnya telah mendarat di Nairobi. Duta Besar RI di Nairobi dan tim Kemenlu yang dipimpin Direktur PWNI (Lalu Muhamad Iqbal) menjemput empat eks sandera tersebut," kata Menlu Retno.
 
Tim Kemenlu tersebut telah berada di Nairobi, sehari sebelum para eks sandera tiba di sana.
 
Menlu Retno mengungkapkan empat eks sandera tersebut harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu sebelum kembali ke Indonesia.
 
PBB Dukung Pembebasan Empat ABK WNI di Somalia
Menlu Retno menunjukkan lokasi pembajakan kapal berisi ABK WNI di Somalia. (Foto: MTVN)
 
"Saya sudah berkomunikasi dengan salah satu dari mereka, keadaan mereka sehat. Hari ini mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan diperlukan beberapa hari ke depan sebelum kembali ke Indonesia," tuturnya lagi.
 
Empat ABK WNI yang disandera sejak 2012 tersebut bernama Sudirman, Supardi, Ardi Manurung, dan Nelson. Sementara, 22 eks sandera yang lain diketahui berasal dari Filipina, Kamboja, Vietnam, Taiwan dan Tiongkok.
 
Peristiwa nahas terjadi dalam penyanderaan ABK WNI. Beberapa ABK WNI meninggal dunia saat disandera akibat jatuh sakit.
 
"Total ada 29 ABK yang disandera. Satu orang tewas saat pembajakan dan itu kapten kapal. Dua lainnya meninggal karena sakit pada 2014 dan salah satunya adalah WNI bernama Nasirin asal Cirebon karena sakit malaria," pungkas mantan dubes RI di Belanda ini.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan