medcom.id, New York: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pertemuan akan berlangsung pekan depan di New York.
"Keduanya sempat berbicara setelah kemenangan Donald Trump di Pilpres AS. Selama 20 menit mereka berbicara dan secara tentatif mengatur jadwal pertemuan pada 17 November," sebut seorang pejabat Kemenlu Jepang, seperti dikutip AFP, Kamis (10/11/2016).
(Baca: Trump Janji Akan Bersikap Adil dengan Negara Lain).
Selama kampanye, Trump sempat membuat heran dengan menyebut bahwa Negeri Sakura harus membayar lebih untuk menempatkan pasukan AS di Jepang.
Tidak hanya itu, dia bahkan menyebutkan ada kemungkinan Jepang ingin menjadi kekuatan nuklir baru untuk menghadang Korea Utara (Korut). Selama ini Korut berulangkali uji coba nuklir dan rudal balistik, yang mengundang kecaman serta sanksi dari PBB.
Komentar Trump itu tentunya mengejutkan Jepang. Selama ini satu-satunya negara yang diserang dengan senjata nuklir adalah Jepang.
Dalam bidang ekonomi, Trump menolak kesepakatan Trans-Pacific Partnership (TPP). Kesepakatan perdagangan bebas itu didorong oleh Presiden Barack Obama dan Abe berharap parlemen akan meratifikasi perjanjian ini.
Abe memberikan selamat kepada Trump setelah kemenangannya pada Rabu 9 November. Dia pun berjanji akan membuat kedua negara tetap menjaga hubungan baik dan menyebut persekutuan keduanya tidak akan terganggu.
"Saat pembicaraan telepon, Abe mengatakan pentingnya hubungan bilateral dan aliansi Jepang dan AS. Menurutnya hubungan ini menjaga kedamaian dan kestabilan di Asia Pasifik," imbuh pihak Kemenlu Jepang.
"Sebagai respons, Trump mengatakan dia berharap untuk terus memperkuat hubungan AS-Jepang," pungkasnya.
Trump menurut pihak Kemenlu Jepang sangat menghargai kebijakan ekonomi Abe. Namun tidak dijelaskan apa isu lain yang dibahas oleh keduanya.
"Keduanya sempat berbicara setelah kemenangan Donald Trump di Pilpres AS. Selama 20 menit mereka berbicara dan secara tentatif mengatur jadwal pertemuan pada 17 November," sebut seorang pejabat Kemenlu Jepang, seperti dikutip AFP, Kamis (10/11/2016).
(Baca: Trump Janji Akan Bersikap Adil dengan Negara Lain).
Selama kampanye, Trump sempat membuat heran dengan menyebut bahwa Negeri Sakura harus membayar lebih untuk menempatkan pasukan AS di Jepang.
Tidak hanya itu, dia bahkan menyebutkan ada kemungkinan Jepang ingin menjadi kekuatan nuklir baru untuk menghadang Korea Utara (Korut). Selama ini Korut berulangkali uji coba nuklir dan rudal balistik, yang mengundang kecaman serta sanksi dari PBB.
Komentar Trump itu tentunya mengejutkan Jepang. Selama ini satu-satunya negara yang diserang dengan senjata nuklir adalah Jepang.
Dalam bidang ekonomi, Trump menolak kesepakatan Trans-Pacific Partnership (TPP). Kesepakatan perdagangan bebas itu didorong oleh Presiden Barack Obama dan Abe berharap parlemen akan meratifikasi perjanjian ini.
Abe memberikan selamat kepada Trump setelah kemenangannya pada Rabu 9 November. Dia pun berjanji akan membuat kedua negara tetap menjaga hubungan baik dan menyebut persekutuan keduanya tidak akan terganggu.
"Saat pembicaraan telepon, Abe mengatakan pentingnya hubungan bilateral dan aliansi Jepang dan AS. Menurutnya hubungan ini menjaga kedamaian dan kestabilan di Asia Pasifik," imbuh pihak Kemenlu Jepang.
"Sebagai respons, Trump mengatakan dia berharap untuk terus memperkuat hubungan AS-Jepang," pungkasnya.
Trump menurut pihak Kemenlu Jepang sangat menghargai kebijakan ekonomi Abe. Namun tidak dijelaskan apa isu lain yang dibahas oleh keduanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News