Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush mengatakan tiga orang lain yang ditangkap setelah Tarrant diyakini tidak terlibat. Namun dia menambahkan belum dapat memastikannya 100 persen.
Penembakan mematikan di Christchurch telah menewaskan 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Dua orang masih berada dalam kondisi kritis.
Bush mengatakan otoritas medis Selandia Baru sedang bekerja semaksimal mungkin untuk mengidentifikasi semua korban penembakan di dua masjid, yakni Masjid Al Noor dan Linwood.
Dia menambahkan proses identifikasi ini adalah isu sensitif dan harus segera diselesaikan karena alasan "budaya dan agama."
Sabtu 16 Maret, Tarrant muncul di pengadilan distrik Christchurch dengan pakaian tahanan berwarna putih dan tangan terborgol. Dia sempat tersenyum ke arah kamera para awak media.
Dalam sebuah konferensi pers, Bush mengatakan Tarrant adalah satu-satunya orang yang didakwa atas penembakan di Christchurch. "Dia dihentikan karena diyakini sebagai ancaman nyata. Petugas kami bertindak sangat berani dalam menghentikannya," tutur Bush, seperti dikutip dari laman BBC, Minggu 17 Maret 2019.
Menurut Bush, otoritas Selandia Baru tidak meyakini dua orang yang ditangkap di dekat lokasi adalah rekan Tarrant. Seorang wanita dilepaskan tanpa dakwaan, dan satu pria hanya didakwa dengan pelanggaran kepemilikan senjata api.
Satu remaja berusia 18 tahun juga ditangkap di dekat lokasi, namun diyakini juga tidak terlibat penembakan massal.
"Saya belum akan mengatakan apapun dengan kepastian 100 persen, hingga kami benar-benar yakin ada berapa orang yang terlibat (penembakan)," sebut Bush.
Ketiga orang yang ditangkap tersebut diketahui tidak memiliki catatan kriminal.
Sementara itu, seorang warga negara Indonesia dikonfirmasi tewas penembakan di Christchurch. KBRI Wellington menerima kabar pada Sabtu 16 Maret 2019 pukul 22.10 waktu setempat bahwa WNI bernama Lilik Abdul Hamid telah meninggal dunia. Sebelumnya, Lilik dilaporkan hilang dalam penembakan.
Baca: Korban Tewas Penembakan Selandia Baru jadi 50 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News