Jumlah korban tewas ini disampaikan polisi ketika jenazah dikeluarkan dari masjid di selatan kota Christchurch. Polisi mengatakan petugas forensik dari seluruh Selandia Baru diterbangkan ke kota tersebut untuk membantu proses identifikasi korban.
Para warga Selandia Baru berbondong-bondong ke situs peringatan dan gereja-gereja di seluruh kota Christchurch. Mereka meletakkan bunga dan mengheningkan cipta untuk para korban.
Baca: Seorang WNI Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru
Serangan teroris di Selandia Baru dilakukan kelompok ekstremis sayap kanan. Pelaku diketahui bernama Brenton Tarrant asal Australia.
Tarrant kemarin muncul di pengadilan dengan mengenakan baju tahanan putih dan kedua tangannya diborgol. Dia duduk di hadapan hakim yang membacakan satu dakwaan pembunuhan. Serangkaian dakwaan lainnya diyakini akan dilayangkan kepada Tarrant.
Diapit polisi bersenjata, mantan instruktur kebugaran pribadi tersebut memberi isyarat 'oke' terbalik. Ini merupakan sebuah simbol yang digunakan kelompok-kelompok kekuatan kulit putih di seluruh dunia.
Tarrant tidak mengajukan memohon skema uang jaminan, dan langsung dibawa ke ruang tahanan hingga persidangan berikutnya pada 5 April mendatang.
Dua orang masih ditahan terkait penembakan ini, meski kaitan mereka dengan Tarrant belum diketahui. Orang ketiga juga sempat ditangkap, walau mengaku hanya warga biasa yang kebetulan memiliki senjata api dan ingin membantu para korban.
Dari dua yang masih ditahan, seorang diantaranya diketahui perempuan. Kini perempuan tersebut sudah dibebaskan.
"Pada saat ini, hanya satu orang yang didakwa sehubungan dengan serangan-serangan ini," kata Komisaris Polisi Mike Bush, dilansir dari AFP, Minggu 17 Maret 2019.
Baca: Teroris Brenton Tarrant Muncul di Pengadilan Selandia Baru
"Saya tidak akan mengatakan sesuatu yang konklusif sampai kita benar-benar yakin berapa banyak orang yang terlibat," imbuhnya.
Sementara itu, jumlah korban luka juga mencapai 50 orang, namun yang saat ini menjalani perawatan berjumlah 36. Korban luka termasuk seorang bocah lelaki berusia dua tahun dan perempuan berusia empat tahun yang tengah dalam kondisi kritis.
Serangan di masjid Al Noor dan Linwood Christchurch telah mengguncang Negeri Kiwi yang biasanya damai. Seorang imam masjid Linwood mengatakan komunitas Muslim tidak terguncang pembantaian tersebut.
"Itu adalah hari yang buruk, bukan hanya kita namun untuk seluruh Selandia Baru. Tapi kami masih mencintai negara ini," pungkas Ibrahim Abdulhalim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News