Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. (Foto: Istana Malacanang)
Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. (Foto: Istana Malacanang)

Pengawal Ditembak Separatis, Duterte Ancam Tak Mau Damai

Sonya Michaella • 20 Juli 2017 07:35
medcom.id, Manila: Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam tidak akan berunding damai dengan pemberontak, setelah sekitar empat pengawalnya ditembak di wilayah Mindanao, Filipina Selatan, kemarin.
 
Pejabat militer Filipina menuduh pihak pemberontak New People's Army (NPA), berada di balik penyerangan tersebut. Kelompok ini merupakan sayap militer dari Partai Komunis Filipina.
 
Kantor kepresidenan Filipina, Malacanang, mengeluarkan surat pernyataan resmi bahwa pemberontak harus berhenti menyerang pasukan pemerintah di Mindanao.

"Presiden mengarahkan panel pemerintah untuk tidak melanjutkan perundingan damai formal kecuali jika pemberontak sayap kiri berhenti menyerang pasukan pemerintah di Mindanao," sebut pernyataan itu.
 
Dikutip Inquirer, Kamis 20 Juli 2017, insiden penembakan empat pengawal Duterte ini adalah yang terbaru sejak meletusnya konflik Marawi dua bulan lalu.
 
Penyerangan terjadi satu hari setelah Duterte meminta Kongres memberikan otorisasi memperpanjang status darurat militer di Mindanao diperpanjang hingga Desember. 
 
Sebelumnya, status darurat militer di Minadanao sudah berlaku selama 60 hari terakhir. Status ini diterapkan saat militan yang terafiliasi dengan ISIS menyerang dan menguasai Marawi sejak 23 Mei.
 
Partai Komunis Filipina selama ini melontarkan upaya separatis terlama terhadap pemerintah.
 
Pada Selasa 18 Juli, partai tersebut meminta sayap militer itu untuk melancarkan serangan ofensif terhadap rencana Duterte memperpanjang status darurat.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan