Kerusuhan terjadi di ibu kota Kolombo sebagai respons terhadap pengeboman gereja dan hotel mewah pada Minggu Paskah yang menewaskan 258 orang. Akibat kerusuhan tersebut, satu warga Muslim tewas dan rumah-rumah milik umat Muslim rusak.
Galagoda Aththe Gnanasara sempat ditangkap dan ditahan dengan tuduhan penghasutan dan menimbulkan kericuhan di ibu kota. Namun, aktivis HAM di Sri Lanka mengecam pembebasan tersebut.
"Gnanasara dan kelompoknya tidak terlibat dalam kekerasan dan kerusuhan baru-baru ini," kata polisi, dikutip dari Channel News Asia, Jumat 24 Mei 2019.
Baca: Sri Lanka Perpanjang Status Darurat 30 Hari Lagi
Sesaat setelah keluar dari penjara, Gnanasara mengatakan bahwa umat Budha sudah memperingatkan adanya kerusuhan yang terjadi di Sri Lanka.
"Kami sudah pernah memperingatkan ini. Tapi saya berterima kasih kepada Budha di Sri Lanka dan Presiden Sirisena atas pembebasan saya," ucap dia.
Namun ketika dikonfirmasi mengenai alasan pembebasan Gnanasara, kantor presiden tidak memberikan jawaban.
Sebelumnya, sejumlah menteri kabinet Sirisena dan para pemimpin Muslim Sri Lanka menuding Gnanasara dan kelompoknya berada di balik kekerasan terhadap Muslim yang terjadi awal bulan ini.
Menurut catatan hukum, Gnanasara pernah dibui selama enam tahun pada 2016 karena ia menyela sidang pengadilan terhadap penculikan jurnalis. Ia juga pernah dijatuhi hukuman dalam kasus terpisah karena mengancam istri jurnalis tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id