medcom.id, Jakarta: Dalam retreat menteri luar negeri negara anggota ASEAN, 19 Desember mendatang, diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, bahwa pertemuan ini bukanlah pertemuan yang 'kaku'.
"Saat retreat, semua bebas menyampaikan pendapat. Bukan agenda yang kaku. Jadi nanti hanya akan ada pertemuan menlu ASEAN dalam bentuk retreat dan isunya pun berfokus pada Rakhine," kata Menlu Retno saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (16/12/2016).
Sementara itu, ditegaskan Menlu Retno, bahwa Indonesia berfokus pada akses humanitarian atau masalah kemanusiaan. Terbukti, bantuan-bantuan dari Indonesia pun sudah masuk ke Rakhine.
"Karena yang jadi fokus kita adalah masalah kemanusiaan. Kita ingin kemanusiaan tidak memburuk, kita bicara kepada pemerintah Myanmar mengenai pentingnya dibuka akses kemanusiaan," lanjutnya lagi.
(Baca: Temui Suu Kyi, Menlu Retno Bahas Masalah Rohingya).
(Baca: Temui Suu Kyi, Menlu Retno Bahas Masalah Rohingya).
Permintaan Indonesia ini pun ditanggapi positif oleh pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Saat ini pun, Indonesia sudah memiliki empat sekolah dan kemudian membangun dua sekolah lagi. Sekolah ini tak hanya diperuntukkan satu pihak tertentu, namun semua pihak.
"Sekolah ini negeri. Jadi ya terbuka untuk semua, Muslim maupun Budha. Sehingga, pada level tersebut kita mendorong bahwa perbedaan itu adalah kenyataan yang harus diterima," tukasnya.
Apa yang sudah dibutuhkan di Rakhine pun dapat dipenuhi oleh Indonesia. Bantuan pun sudah masuk, terutama makanan dan obat-obatan. Terkait bantuan ke Rakhine, upaya Indonesia juga diapresiasi oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan.
Saat bertemu Suu Kyi pada 6 Desember lalu, Menlu Retno menceritakan bahwa pertemuan tersebut sangat hangat. Indonesia menyampaikan bahwa ada kesiapan untuk membantu Myanmar dan juga para pengungsi.
Menurut informasi yang diterima Menlu Retno, jarang sekali Suu Kyi mau menerima tamu pada malam hari, apalagi di kediamannya. Namun, saat itu, Menlu Retno yang memang tiba di Naypyidaw pada malam hari, diterima Suu Kyi dengan hangat.
"Kami bicara di kediamannya dan secara empat mata. Di situ, kami bicara secara terbuka dan saya sampaikan harapan Indonesia, juga fokus Indonesia siap membantu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News