Menlu Zarif, yang melakukan kunjungan selama dua hari di Pakistan, berdiskusi dengan sejumlah tokoh mengenai ketegangan negaranya dengan Amerika Serikat beserta beberapa negara Arab.
"Saya senang Pakistan memahami posisi kami, dan menganggap tekanan dari AS terhadap Iran tidak dapat dibenarkan," ujar Menlu Zarif, dalam wawancara dengan kantor berita IRNA, Jumat 24 Mei 2019.
Dalam kunjungan ke Pakistan, Menlu Zarif bertemu Perdana Menteri Imran Khan, Menlu Shah Mehmood Qureshi, juru bicara Majelis Nasional Asad Qaiser dan Kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Qamar Bajwa.
Bersama PM Khan, Menlu Zarif membicarakan mengenai langkah AS yang mengirim armada kapal induk, pesawat pengebom B-52 dan jet tempur F-15. Selan soal AS, Menlu Zarif juga membicarakan hubungan bilateral Iran dengan Pakistan, terutama mengenai masalah keamanan perbatasan.
Sebelum ada pernyataan dari Menlu Zarif, juru bicara Kemenlu Pakistan mengatakan bahwa, "keputusan AS mengirim armada kapal induk dan pengebom hanya menambah ketegangan dan memperburuk situasi di Timur Tengah."
Bagi Menlu Zarif, dialognya dengan sejumlah petinggi di Pakistan sebagai sesuatu yang "berguna dan "konstruktif." Iran dan Pakistan disebut Menlu Sharif memiliki pandangan yang sama mengenai "pasukan imperialis" yang kehadirannya dapat menggoyang stabilitas kawasan.
Jumat 24 Mei, AS mengaku akan mengirim sekitar 1.500 tambahan personel militer dan belasan pesawat jet tempur ke Timur Tengah dalam beberapa pekan ke depan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada awak media pada Jumat 24 Mei bahwa 1.500 prajurit ini sebagian besar perannya "hanya bersifat protektif."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News