"Sejak 12 September lalu, tiba-tiba beberapa agen travel yang menyediakan jasa Umrah, tidak memperoleh visa untuk para pengungsi Palestina. Ini semua terkait kesepakatan antara Arab Saudi dan Israel soal para pengungsi Palestina," kata dia kepada Medcom.id, Selasa, 13 November 2018.
Baca: Saudi Larang Jutaan Warga Palestina Pergi Haji
"Bola pelik menghantam pemerintah Palestina. Dan seharusnya Arab Saudi tidak boleh mengambil keputusan sepihak," imbuhnya.
Zuhairi mengatakan Arab Saudi ingin agar para pengungsi Palestina yang tersebar di wilayah Timur Tengah, seperti Yordania, Lebanon, Irak bahkan Suriah untuk dinaturalisasi menjadi warga setempat. Menurut dia, hal tersebut sejalan dengan keinginan Amerika Serikat (AS) dan Israel.
"Agar pengungsi Palestina tidak kembali lagi ke wilayah tersebut," tuturnya.
Meski demikian, kata Zuhairi, keinginan Arab Saudi itu tidak mudah. Negara-negara tempat para pengungsi itu berada juga memiliki masalah sendiri.
Dia menambahkan, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bertanya ke Arab Saudi mengenai hal tersebut. Harus ada dialog mengenai keputusan Negeri Petro Dolar tersebut.
"OKI harusnya bisa mencabut keputusan tersebut. Jangan hanya mengecam karena tidak akan menyelesaikan masalah," jelasnya.
Beberapa waktu lalu, Arab Saudi melarang hampir tiga juta warga Palestina untuk pergi Haji dan Umrah dengan menggunakan paspor sementara. Ini merupakan bagian dari kebijakan baru Arab Saudi untuk berhenti mengeluarkan visa Haji dan Umrah bagi warga Palestina yang tinggal di Yordania, Lebanon, Yerusalem Timur dan juga Israel.
Warga Palestina di beberapa wilayah tersebut biasanya memegang paspor sementara yang dikeluarkan Yordania atau Lebanon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id