Virus flu babi mematikan bagi babi liar dan yang diternakkan, namun tidak berpengaruh terhadap tubuh manusia. Penyakit ini telah melanda Tiongkok, Vietnam dan Mongolia sebelum akhirnya tiba di Korut.
Bulan lalu, Korut mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia bahwa 77 dari 99 babi telah mati akibat flu di sebuah peternakan di dekat perbatasan Tiongkok. Kabra disampaikan Kementerian Pertanian Korea Selatan.
Seoul telah mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan menyebarnya flu babi dari negara tetangganya itu. Korsel telah berulang kali menawarkan Korut untuk bersama-sama menangani penyakit ini. Namun hingga kini, Pyongyang belum merespons.
Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, mengatakan bahwa karantina berskala nasional mulai diterapkan hari ini, Rabu 12 Juni 2019. Selama karantina, petugas akan menyemprotkan disinfektan ke sejumlah peternakan dan juga melarang distribusi daging babi.
"Upaya pencegahan darurat ini sedang berjalan secara aktif di seantero negeri, demi mencegah penyebaran flu babi Afrika," tulis artikel di Rodong Sinmun.
"Jika penyakit flu babi Afrika ini menyebar, maka dapat berujung pada pemusnahan massal di sejumlah peternakan," sambungnya.
Flu babi telah merusak rantai distribusi di Tiongkok, negara terbesar pengonsumsi daging babi. Tiongkok telah memerintahkan pemusnahan terhadap ratusan ribu babi dalam beberapa bulan terakhir.
Wabah flu babi dapat memperburuk masalah krisis makanan di Korut. Agensi World Food Programme (WFP) menyebut produksi makanan di Korut menurun ke level terendah sejak 2008.
Baca: Ancaman Flu Afrika, Hong Kong Musnahkan 6.000 Babi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News