Pemenggalan yang diabadikan lewat sebuah video dilakukan Abu Sayyaf setelah tenggat waktu pembayaran uang tebusan USD600 ribu terlewati.
Video itu memperlihatkan militan Abu Sayyaf memenggal Jurgen Kantner, yang sempat dua kali meminta tolong lewat video pendek. Ia mengatakan dirinya akan dibunuh jika uang tebusan itu tidak dibayar.
Jesus Dureza, penasihat presiden untuk proses perdamaian dengan pemberontak di Filipina, mengaku telah melakukan segala cara untuk menyelamatkan Kantner. Pria lanjut usia asal Jerman itu ditawan di pulau Jolo.
"Kami berduka dan juga mengutuk keras pemenggalan barbar dari korban penculikan," kata Dureza, seperti dilansir Reuters.
"Terorisme tidak memiliki tempat di negara seperti kami, dan kita semua harus menghadapi ekstremisme kejam ini. Pembunuhan orang tak berdosa dan tak berdaya ini harus segera dihentikan," lanjut dia.

Jurgen Kantner telah dua kali meminta tolong lewat video pendek. (Foto: Strait Times)
Dureza tidak menyinggung mengenai masalah tenggat waktu pembayaran uang tebusan.
Kantner dan rekannya diculik Abu Sayyaf pada November tahun lalu saat menaiki sebuah kapal pesiar di dekat Sabah, Malaysia timur, dan kemudian dibawa ke Jolo. Rekan Kantner ditembak mati saat dirinya melawan.
Tahun lalu, Abu Sayyaf memenggal dua warga Kanada di Jolo, namun dua rekannya, seorang Filipina dan Norwegia, dibebaskan.
Sejumlah pakar terorisme mengatakan Abu Sayyaf mendapatkan puluhan juta dolar dari uang tebusan sejak pertama dibentuk pada 1990-an. Uang itu, menurut pakar, digunakan untuk membeli senjata api, peluncur granat, kapal bertenaga tinggi dan perlengkapan canggih lainnya.
Saat ini Abu Sayyaf yang terafiliasi Islamic State (ISIS) diyakini masih menahan 26 sandera -- 13 asal Vietnam, tujuh Filipina, seorang Belanda, satu Jepang, dua Indonesia dan dua Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News