"Meskipun upaya telah diberikan dari pasukan keamanan, tapi kami tak menyangka mereka (Abu Sayyaf) akan memenggal kepala warga negara Jerman tersebut," kata Jesus Dureza, penasihat perdamaian sekaligus kepala negosiator sandera Presiden Rodrigo Duterte.
Dilansir Strait Times, Senin 27 Februari 2017, polisi merilis laporan bahwa Jurgen Kantner, 70 tahun, telah dieksekusi sekitar pukul 03.30 dini hari, waktu setempat di distrik Buanza, kota Indanan, Provinsi Sulu, 1.500 kilo meter dari Manila.
Kabarnya, Kantner, yang juga pernah disandera oleh perompak Somalia selama dua bulan ini, dipenggal oleh bawahan langsung dari Muammar Askali, salah satu pemimpin kelompok militan ini.
Namun, Komandan Mindanao Barat. Jenderal Carlito Galves dan Kepala Kantor Urusan Publik Militer, Kolonel Edgard Arevalo mengatakan mereka belum menerima konfirmasi berita tersebut.
"Pasukan keamanan masih melakukan proses pencarian dan penyelamatan, sampai benar-benar ada bukti bahwa sandera Jerman dipenggal," ucapnya.
Kantner diculik saat ia dan istrinya, Sabine Merz berlayar di daerah berbahaya yang dikuasai oleh Abu Sayyaf. Jika Kantner disandera, malang bagi istrinya karena ia tewas ketika mencoba melawan Abu Sayyaf.
Sebelumnya, mereka pernah disandera selama dua bulan oleh perompak Somalia pada 2008 silam. Kabarnya, uang tebusan pun telah dibayarkan untuk membebaskan mereka.
Pada 2014, Abu Sayyaf juga pernah menyandera pasangan asal Jerman lainnya di selatan Filipina yang tengah berlayar dengan yacht. Mereka membebaskan pasangan ini enam bulan kemudian dengan tebusan sebesar USD5,1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News