Ketegangan terbaru di Kashmir India dimulai sekitar 10 hari lalu setelah New Delhi mengirim sedikitnya 10 ribu personel militer. Namun seorang sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tambahan 70 ribu prajurit kini telah disiagakan di Kashmir India.
"Sesuai perintah, tidak boleh ada pergerakan publik apapun, dan semua institusi pendidikan juga akan tetap ditutup," ucap pemerintah India untuk Srinagar, ibu kota dari Kashmir India, dan wilayah sekitarnya.
"Segala bentuk pertemuan atau unjuk rasa dilarang selama periode ini," ungkap pernyataan resmi pemerintah India yang diterima AFP.
Baca: Ancaman Teror Landa Kashmir, Ribuan Turis Melarikan Diri
Sekolah dan universitas di wilayah Jammu yang didominasi umat Hindu juga diperintahkan untuk ditutup. Satu distrik di Jammu telah ditutup sepenuhnya.
Beberapa distrik utama lainnya di Kashmir India yang didominasi Muslim juga dijaga ketat personel militer.
Seorang reporter AFP mengatakan jaringan seluler, internet dan telepon kabel diputs pemerintah India. Hanya ada satu jaringan seluler milik pemerintah yang masih operasional.
Menurut keterangan seorang sumber kepada AFP, hampir 300 pejabat lokal telah menerima telepon satelit daru pemerintah pusat. Sebelum jaringan seluler dan telepon kabel diputus, sejumlah politisi dan tokoh di Kashmir telah dijadikan tahanan rumah.
"Saya meyakini saya telah dijadikan tahanan rumah sejak dini hari. Mungkin beberapa tokoh lainnya juga demikian," kata Omar Abdullah, seorang mantan menteri utama Jammu dan Kashmir.
Terakhir kalinya Kashmir India ditutup terjadi pada 2016 setelah kematian seorang pemimpin pemberontak. Kematiannya memicu gelombang unjuk rasa berujung bentrok selama berbulan-bulan yang menewaskan hampir 100 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id