Keduanya berpura-pura menjadi 'dubes' karena selama hampir sepekan di Bali, mereka selalu memberitakan semua kegiatan terkini di Indonesia via media sosial. Laporan terus disampaikan, baik saat mereka sedang berwisata di Bali maupun mengikuti kegiatan di IAID.
Berita di media sosial itu mempromosikan RI secara luas kepada publik Ethiopia, Indonesia dan dunia. Semuanya mendapat respons positif.
Hal itu dikatakan Kalewongel dan Sileshi kepada Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika berkedudukan di Addis Ababa yang juga menghadiri IAID di Bali. Mereka duduk mengobrol dan berdiskusi sambil menikmati kopi Bali di lobi hotel tempat mereka menginap di Bali.
Kalewongel dan Sileshi adalah dua tokoh muda kreatif dan penting di Ethiopia, yang masing-masing mempunyai organisasi pemuda dengan anggota hampir 10.000 orang tersebar di Ethiopia. Mereka juga founder Ethiopia-Indonesia Youth Association yang didirikan di Addis Ababa 11 Juni 2019.
"Kalewongel adalah CEO Youth to Youth dan Sileshi adalah CEO Safe Light. Mereka sengaja diundang KBRI Addis Ababa menghadiri IAID untuk meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan Ethiopia. Kedua pemuda tersebut baru pertama kali berkunjung ke Indonesia," kata Dubes Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu 21 Agustus 2019.
Selama di Bali, mereka dengan serius mengikuti seluruh rangkaian kegiatan IAID dan juga menikmati keindahan alam Bali.
"Setelah di Bali kami akan ke Jakarta, mengadakan pertemuan dengan counterpart kami, yaitu Kevin, Fathie dan Bryan yang juga founder. Bersama-sama kami mengumumkan berdirinya Ethiopia-Indonesia Youth Association di KBRI Addis Ababa bulan Juni lalu," ucap Kalewongel.
"Kami juga akan ke Bandung melihat dan bertemu dengan pimpinan Museum Konferensi Asia Afrika. Museum tersebut sangat penting artinya bagi hubungan Asia dan Afrika. Semangat konferensi Asia Afrika akan kami bawa ke Ethiopia dan negara Afrika lainnya," tambah Sileshi.
Kalewongel terkesan dengan kunjungannya di Indonesia. Dia mengatakan, banyak sekali pengalaman yang didapat dan dipelajari dari Indonesia, tidak terbatas hanya di acara IAID. Dia banyak melihat dan belajar mengenai pariwisata, ekonomi kreatif dan berbagai pembangunan lain di Indonesia, yang dinilainya relevan dengan kondisi Ethiopia saat ini.
"Semakin banyak tahu tentang Indonesia, semakin banyak pula peluang yang dapat digali untuk memajukan hubungan dan kerja sama Ethiopia-Indonesia. We rise by lifting others," pesan Kalewongel.
Sementara itu, Sileshi mengatakan bahwa IAID memberikan inspirasi dan semangat baru bagi dirinya tentang pentingnya KASO, yaitu Knowledge, Ability, Skill dan Observation bagi kemajuan dan kesuksesan suatu bangsa termasuk dalam memajukan hubungan Indonesia dengan Afrika. Dia juga memuji kemajuan pariwisata Indonesia yang bisa dicontoh oleh Ethiopia dan negara Afrika lainnya.
"Meski harus bersaing dengan negara-negara lain, Indonesia mempunyai peluang yang besar meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika, khususnya dengan Ethiopia," pungkas Sileshi.
Baca: Penetrasi Indonesia di Ethiopia Diutamakan Melalui Pemuda
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News