"Kami perlu menerima dokumen yang akan digunakan sebagai bukti bahwa memang ada peran Tiongkok. Saat ini, hanya beredar kabar di media," kata Mahathir, dikutip dari Strait Times, Jumat 11 Januari 2019.
Laporan WSJ tersebut mengatakan bahwa ada pemimpin Tiongkok yang menawarkan untuk membantu menutup skandal 1MDB. Disebutkan pula ada pertemuan Tiongkok dengan mantan PM Najib Razak.
Baca: WSJ: Tiongkok Tawarkan Tebus Kerugian Kasus 1MDB
Selain itu, para pejabat Tiongkok mengatakan kepada orang-orang Malaysia yang berkunjung ke Beijing bahwa mereka akan menggunakan pengaruhnya untuk mencoba membuat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain menjatuhkan tuduhan kepada sekutu Najib.
Para pejabat Tiongkok juga menawarkan untuk menyelidiki dan menutup rumah serta kantor para wartawan WSJ yang sedang menyelidiki kasus tersebut, untuk mengetahui siapa yang membocorkan rahasia skandal mega korupsi ini.
Sebagai imbalannya, Malaysia menawarkan proyek yang menguntungkan seperti kereta api dan pipa untuk One Belt One Road milik Tiongkok untuk membangun infrastruktur di luar negeri.
Baca: Tokoh Kunci Mega-Korupsi di Malaysia Diduga Tinggal di Indonesia
Sejak laporan WSJ tersebut mencuat tahun lalu, Najib dan para pejabat tinggi Malaysia menampik keras. Selain Najib, ada pula pengusaha Malaysia yang sampai saat ini masih buron yaitu Jho Low.
Ia didakwa pencurian dan pencucian uang. Polisi masih memburunya hingga saat ini. Ia dikabarkan kerap berpindah-pindah negara untuk menghindari kejaran polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News