medcom.id, Jakarta: Pemerintah Indonesia dukung penyelesaian damai di Myanmar. Hal tersebut terkait isu kekerasan yang terjadi sejak beberapa minggu lalu.
(Baca: Aktivis Tuduh Tentara Myanmar Sengaja Bunuh Warga Sipil).
(Baca: Aktivis Tuduh Tentara Myanmar Sengaja Bunuh Warga Sipil).
"Terkait dengan Myanmar ini kan memang kita selalu memberi support (dukungan) kepada Myanmar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di Rakhine. Kontribusi kita di sana sudah cukup banyak dari membangun sekolah, klinik dan sebagainya," ujar Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir, di Kantor Kemenlu RI, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
"Perhatian kita terhadap isu masalah Rohingya dan Rakhine cukup tinggi. Tentunya ini menjadi perhatian yang tinggi bagi Indonesia," imbuhnya.
Arrmanatha menambahkan bahwa harus ada langkah-langkah yang positif untuk mengatasi masalah yang ada di Rakhine. "Dan karena isunya kini sudah kompleks, ada tensi antara kedua masyarakat jadi bukan disebabkan oleh pelaku sendiri, tetapi masyarakat sendiri ada tensi disitu," tegasnya.
Kejadian di Rakhine sendiri dipicu ada penyerangan di pos polisi, yang menyebabkan korban polisi dan pelaku penyerangan.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Myanmar mengundang dubes asing untuk mengunjungi dan melihat proses dan langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Myanmar untuk mengatasi permasalahan Rakhine. Menurut Arrmanatha Dubes Indonesia ada disitu, termasuk AS, Eropa dan negara-negara ASEAN lainnya dan OKI.
"Mereka melihat beberapa laporan pertama memang terjadinya penyerangan dan bisa dibuktikan. Selain itu tidak selesai di situ, karena ada beberapa bentrokan antara pihak yang menyerang keamanan di sana. Sehingga beberapa langkah diambil oleh keamanan di sana untuk menangkap kelompok pengacau keamanan itu," pungkasnya.
"Di situ memang ada langkah penggeledahan rumah. tetapi ada yang mengatakan, ada beberapa desa ada pergerakan dari desa ke desa lain," imbuhnya.
Namun sebenarnya warga di empat desa yang dimaksud masih tetap berada lokasi. Sementara yang keluar adalah para pelaku.
Keluarnya para pelaku disangka sebagai perpindahan warga untuk menyelamatkan diri. Hingga kini korban tewas akibat penyerangan itu mencapai 86 jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News