Muslim Rohingya di sebuah pengungsian di Teknaf, Bangladesh, 26 November 2016. (Foto: AFP/MUNIR UZ ZAMAN)
Muslim Rohingya di sebuah pengungsian di Teknaf, Bangladesh, 26 November 2016. (Foto: AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

Indonesia Hati-Hati Sikapi Masalah Rohingya

Sonya Michaella • 14 Desember 2016 17:15
medcom.id, Jakarta: Isu kekerasan yang diduga dilakukan tentara Myanmar terhadap Muslim Rohingya di Rakhine masih menjadi topik hangat dalam beberapa pekan terakhir. Apalagi, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi akan mengundang para menteri luar negeri negara anggota ASEAN pekan depan ke Myanmar.
 
Kasus ini pun dianggap sebagian pihak sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Disinggung mengenai ASEAN yang tak pernah mengeluarkan suara terhadap kasus ini, Wakil Indonesia untuk AICHR, Dinna Wisnu mengatakan bahwa hal itu tergantung Indonesia, bahwa siap atau tidak Indonesia juga dikritik soal pelanggaran HAM. Komentar ini ditanggapi Direktur HAM Kementerian Luar Negeri RI, Dicky Komar.
 
"Saya sebagai bagian pemerintah melihat isu Rohingya lebih komprehensif. Kita tidak hanya lihat isu Rohingya seperti kita melihat isu Myanmar secara lebih besar dan strategis, karena Myanmar saat ini sedang berada di proses perubahan," ucap Dicky ketika ditemui di acara  di Pelaporan Indonesia ke Badan Traktat HAM Internasional, Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Dikatakan Dicky, Indonesia memang melihat dan menyikapi kasus kekerasan Rohingya ini dengan hati-hati dan tak sembarangan. Diharapkan proses yang sedang berjalan pun tak terganggu.
 
"Indonesia melihat proses ini berlangsung terus jangan sampai terganggu. Oleh sebab itu, pemerintah menyikapi isu Rohingya secara hati-hati, dengan lebih mendorong Myanmar untuk memilki kebijakan yang lebih inklusif," tuturnya.
 
Baca: Myanmar akan Verifikasi Status Minoritas Muslim di Rakhine
 
Dicky menilai AICHR memang mempunyai posisi tersendiri, di mana sudah waktunya untuk melihat lebih dalam mengenai isu Rohingya. Menurutnya, perdebatan dan pembicaraan mengenai Rohingya di ASEAN sudah ada, namun belum muncul di permukaan.
 
Sementara itu menurut penuturan Dinna, AICHR sebagai komisi ASEAN untuk HAM, masih rabun dengan apa yang terjadi di Myanmar saat ini.
 
"AICHR masih rabun, belum bisa ambil kesimpulan konsklusif apa yang terjadi saat ini, apakah memang pelanggaran HAM atau politik dalam negeri Myanmar. Yang jelas, AICHR berkoordinasi erat dengan Kemenlu RI," kata Dinna kepada Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.
 
Dinna mengungkapkan posisi AICHR sendiri lebih ke promosi. Misalnya saja, ada kekurangan di satu negara ASEAN, AICHR tahu persis dan mulai memberi bantuan, seperti berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait, atau melakukan dialog mendalam tentang penyelesaian masalahnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan