Duterte menegaskan hilangnya nyawa sandera dalam operasi semacam ini dikategorikan sebagai collateral damage.
Istilah collateral damage dipakai untuk menyebutkan korban warga sipil dalam situasi tertentu, semisal perang.
Menurut Duterte, dirinya sudah memberitahu pihak Malaysia dan Indonesia bahwa pasukannya dapat menghancurkan para militan. Selama ini, banyak warga Malaysia dan Indonesia yang menjadi korban penculikan militan di perairan Filipina.
"Jika mereka adalah para penculik dan berusaha melarikan diri, bom saja semuanya," ungkap Duterte, seperti dikutip Independent.co.uk, Minggu (15/1/2017).
"Mereka bilang istilahnya adalah 'sandera.' Maaf, mereka itu collateral damage," sambung dia di Davao.
Sang presiden menegaskan pendekatan semacam ini memungkinkan pemerintah Filipina mengungguli manuver militan yang sering meminta uang tebusan. "Anda (militan) tidak dapat lagi mengambil keuntungan dari perbuatan Anda, saya akan menghancurkan Anda semua," kata Duterte.
Baca: Menhan Sebut tak Seorang pun Boleh Jadi Korban Abu Sayyaf
.jpg)
Kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina
Jangan Sampai Diculik
Lantas, bagaimana dengan nasib para sandera, dan orang-orang lain yang terancam diculik saat berlayar di perairan Filipina? "Jadi, jangan biarkan diri Anda diculik," saran Duterte.
Pernyataan Duterte memperlihatkan sikap putus asa pemerintah Filipina atas seriusnya masalah penculikan di laut. Selama ini, sebagian besar penculikan dilakukan kelompok Abu Sayyaf dan para sekutunya.
Pada Sabtu, Abu Sayyaf membebaskan seorang kapten Korea Selatan dan kru asal Filipina yang diculik tiga bulan lalu dari sebuah kapal kargo.
Para militan menyerahkan Park Chul-hong dan Glenn Alindajao ke pemberontak Moro National Liberation Front, yang kemudian membawanya ke otoritas Filipina di kota Jolo, provinsi Sulu.
Pemberontak Moro, yang menandantangani perjanjian damai dengan Filipina pada 1986, telah membantu negosiasi pembebasan beberapa sandera.
Penasihat Duterte, Jesus Dureza, mengatakan masih ada sedikitnya 27 sandera Abu Sayyaf yang sebagian besar adalah anak buah kapal berkewarganegaraan asing. Ia mengaku tidak mengetahui apakah selama ini sandera Abu Sayyaf dapat bebas akibat uang tebusan. Meski spekulasi menyebutkan sebagian besar sandera Abu Sayyaf dapat bebas setelah uang tebusan dibayarkan.
Tanpa adanya pasokan dana, Abu Sayyaf telah bertahan sejauh ini melalui uang tebusan, pemerasan dan aksi kejahatan lainnya.
Sebuah laporan pemerintah Filipina yang dilihat Associated Press tahun lalu menyebut Abu Sayyaf mengantongi sedikitnya 353 juta peso dari penculikan di enam bulan pertama 2016.
Abu Sayyaf biasanya menculik kru kapal yang melaju pelan di perairan yang berbatasan dengan Filipina selatan, Malaysia dan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News